Jambi (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo menginisiasi atau menggagas revitalisasi sekat kanal yang ada di lahan gambut, khususnya di kawasan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, bisa menjadi salah satu upaya pencegahan terjadinya Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Saat ini sebagian besar kerusakan sekat kanal diakibatkan perambahan hutan yang memanfaatkan kanal untuk mengeluarkan kayu hasil atau ilegal logging, sehingga perlu revitalisasi sekat kanal sebelum terjadinya karhutla di Jambi.

Melihat situasi dan lokasi di daerah rawan karhutla, Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo turun langsung melihat kondisi lahan yang menjadi langganan karhutla yang berada di Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.

Jendral bintang dua tersebut mengatakan revitalisasi sekat kanal adalah upaya perbaikan sekat kanal agar dapat bekerja secara optimal dalam membasahi dan menjaga ekosistem gambut sesuai dengan fungsinya.

Revitalisasi sekat kanal akan dilakukan di lokasi rawan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi, yang saat ini Polda melakukan titik fokus pada lokasi lahan gambut milik PT Pesona Belantara Persada (PT PBP) di Wilayah Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi.

Revitalisasi sekat kanal inisiasi Polda Jambi yang melibatkan seluruh "stakeholder" pemerintah daerah, TNI, BPBD, Walhi, ahli gambut Universitas Jambi serta pihak perusahaan perkebunan dan kehutanan yang diawali dari hasil rapat koordinasi pada 24 Februari 2021 di Rumah Dinas Kapolda Jambi.

Dijelaskan Rachmad Wibowo sebagai Kapolda Jambi saat itu bahwa tujuan dari revitalisasi sekat kanal adalah menjaga Tinggi Muka Air (TMA) pada sekat kanal dan area gambut maksimal 40 cm dari permukaan tanah, dengan dapat dipertahankannya tinggi muka air, maka lahan gambut akan tetap basah dan tidak menjadi sumber kebakaran hutan dan lahan.

"Selain itu, kanal akan mampu menampung air yang dapat digunakan dalam proses pemadaman api besar menggunakan helikopter water bombing," kata Kapolda Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo.

Untuk kegiatan revitalisasi tersebut dimulai sejak 3 Maret 2021 di lokasi sekat kanal KM 1 dan akan berlanjut hingga KM, 25 pada kanal PT Pesona Belantara Persada (PT. PBP) 4 hari berselang dampak dari revitalisasi telah terlihat dengan peningkatan tinggi muka air (TMA) pada kanal dan banjirnya daerah yang rawan kebakaran di area PT PBP.

Dalam pencegahan karhutla kali ini, program revitalisasi ini berjalan secara paralel dengan kegiatan operasi perambahan hutan (illegal logging) yang terjadi di wilayah kedua perusahaan tersebut.

Revitalisasi sekat kanal akan terus dilaksanakan yang rencananya diterapkan di seluruh wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan baik pada kanal primer, sekunder maupun tersier dengan harapan ekosistem gambut terjaga fungsinya untuk menampung air sehingga kondisi tanah gambut tetap basah, tidak mudah terbakar dan menjadi sumber penguapan yang menimbulkan awan hujan apabila akan dilakukan teknologi modifikasi cuaca pada puncak musim kemarau di Juni dan Juli.

Saat ini proses revitalisasi sekat kanal dikendalikan dari posko di KM 8 dengan personel gabungan Polri, TNI, BPBD, Manggala Agni, Kades dan Masyarakat di sekitar lokasi dan untuk pendaratan helikopter, pihak Kapolres Muaro Jambi sudah membangun dua tempat pendaratan helikopter yang gunanya untuk mobilitas VIP (Forkopimda) maupun pasukan serta logistik.

"Program kami ini telah didukung Forkopimda yang terdiri dari ketua DPRD Provinsi Jambi, Sekda Provinsi Jambi, Danrem 042/Gapu, dan Kajati Jambi yang turun langsung ke lokasi untuk memantau kegiatan revitalisasi sekat kanal, kata Irjen Pol A Rachmad Wibowo.

Baca juga: Kapolda Jambi gagas revitalisasi sekat kanal antisipasi karhutla

'Water Management'
Sementara itu pihak perusahaan seperti PT WiraKarya Sakti (WKS), anak perusahaan Sinar Mas Grup, mencoba dengan menerapkan sistem atau program manajemen air atau 'water management' yang sudah mereka terapkan dilahan perkebunan milik mereka.

Humas PT WKS, Taufik Qurrahman mengatakan manajemen air atau "water management" merupakan salah satu langkah yang diambil selama ini sebagai upaya mengantisipasi terjadinya Karhutla diatas lahan perusahaan Sinar Mas Grup yang ada di Provinsi Jambi.

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia merupakan permasalahan yang hampir rutin terjadi setiap tahun, khususnya pada musim kemarau. Bukan hanya bencana lokal dan nasional bahkan meluas menjadi permasalahan global.

Bencana kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan menyebabkan polusi asap yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan serta kerugian dari aspek perekonomian suatu daerah bahkan negara.

Karakteristik karhutla di Indonesia sebagian besar terjadi pada areal gambut. Sebaran lahan gambut di Indonesia mencapai 22.5 Juta Ha, sehingga perlu pengelolaan dan sosialisasi intensif oleh pemerintah kepada semua lapisan masyarakat ataupun perusahaan pemegang izin konsesi kelola gambut agar kebakaran hutan dan lahan dapat di minimalisir.

Salah satu perusahaan pemegang izin konsesi pengelolaan gambut IUPHHK HTI di Provinsi Jambi adalah PT Wirakarya Sakti yang memanfaatkan lahan gambut menjadi areal tanaman pokok accasia dan eucalyptus sebagai bahan baku bubur kertas.

Sebagai upaya pencegahan Karhutla, pemerintah melalui KLHK mengawal ketat langkah perusahaan pemegang izin konsesi kelola gambut dalam perencanaan dan persiapan tata kelola air agar lapisan gambut tetap basah.

Beberapa langkah preventif yang dilakukan PT. Wirakarya Sakti dalam pencegahan karhutla, di antaranya: menjaga level air kanal pada safe range (-40 cm s/d -80 cm) dengan mengaktifkan sekat kanal untuk menjaga ketersediaan air pada areal-areal rawan kebakaran, pembuatan embung air, menjaga tinggi muka air tanah lebih kurang 40 cm, patrol rutin water level, serta pembuatan sekat manual pada petak tanam untuk menjaga kelembapan gambut.

Taufik mengatakan, ketika musim kemarau akan terjadi proses kehilangan air melalui penguapan alami dan respirasi oleh tanaman (Evapotranspirasi) yang mencapai 4 mm s/d 6 mm per harinya.

Hal ini akan menyebabkan penurunan air di kanal drainase akan sangat cepat, menghadapi hal ini perusahaan akan melakukan intek air dari Sungai Batanghari dengan sistem pompa atau bazooka agar air di kanal drainase tetap tersedia.

Untuk melihat ketersediaan dan fluktuasi air secara realtime, pada setiap zona tata air dilakukan instalasi automatic data logger berbasis IOT (Internet Of Think). Teknologi ini memudahkan kontrol level air secara periodik tanpa harus monitor langsung ke lapangan, terutama pada zonasi rawan terbakar.

"Melalui teknologi ini antisipasi penurunan muka air tanah dapat dilakukan secara cepat dan akurat sebagai upaya pencegahan dini kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau," kata Taufik.

Sampai saat ini Komitmen PT Wirakarya Sakti dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi juga dilakukan dengan sosialisasi berkala kepada karyawan serta masyarakat yang ada disekitar konsesi perusahaan agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan sistem bakar.

Selain itu, dilakukan juga pembinaan dan CSR Perusahaan melalui program DMPA (Desa Masyarakat Peduli Api) yang diharapkan kesadaran masyarakat akan bertambah untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.

Baca juga: Setelah tertunda, BRG akan lanjutkan pembangunan sekat kanal

Siaga Darurat Karhutla
Sementara itu Pemerintah Provinsi Jambi telah resmi menaikkan status dari 'kesiapsiagaan' menjadi 'siaga darurat karhutla' berdasarkan SK Gubernur Jambi, setelah penetapan itu berdasarkan tiga kabupaten di Jambi yang terlebih dahulu menaikkan status siaga darurat karhutla, yakni Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Timur serta Muaro Jambi.

Ketiga kabupaten di Provinsi Jambi, yakni Tanjung Jabung Barat dan Timur serta Muaro Jambi yang sudah menaikkan status dari kesiapsiagaan menjadi siaga darurat karhutla karena ketiga daerah itu sudah ada lahan yang terbakar dan terhitung sejak Selasa 9 Maret 2021,

Priovinsi Jambi resmi menaikkan status dari kesiapsiagaan karhutla menjadi siaga darurat karhutla, kata Danrem 042 Garuda Putih, Brigjen TNI M Zulkifli yang juga selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Karhutla Provinsi Jambi.

Dansatgas Karhutla juga mengatakan jika melihat dari prediksi dari pihak BMKG Jambi seperti yang dilaporkan bahwa Provinsi Jambi akan memasuki peralihan musim pada April hingga Mei dan saat Juni sudah masuk musim kemarau sampai dengan Oktober dan di saat itu jika memungkinkan Jambi akan meminta kekuatan dari pemerintah pusat seperti pemadaman melalui udara dengan helikopter water bombing.

Sampai dengan pertengahan Maret ini, untuk Provinsi Jambi yang sudah terbakar lahan dan hutan ada pada beberapa titik atau ada sekitar 65 titik panas atau "hot spot" yang sudah terjadi sesuai dengan pantauan BMKG dan petugas di lapangan.

Jadi dengan dasar itu provinsi mengambil kebijakan menaikkan status ini, karena persyaratan juga sudah cukup dimana sudah ada tiga kabupaten yang sudah menaikan status.

"Jadi untuk tingkat Provinsi Jambi bisa menaikkan status dan kemudian terlepas dari itu kita akan membentuk lagi pasukan-pasukan yang siap digerakkan dan Satgas akan mempersiapkan sekitar 1.000 personil gabungan TNI, Polri dan dari semua unsur sesuai protap yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat," kata Brigjen TNI M Zulkifli.

Sementara itu di Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi, ada delapan desa masing-masing empat desa yang berada di Kabupaten Muaro Jambi dan Batanghari, Provinsi Jambi yang telah menjadi desa sadar karhutla dimana mereka telah membangun program desa peduli api dalam rangka mengantisipasi terjadinya karhutla selama beberapa tahun terakhir ini.

Dimana kedelapan desa tersebut mendapatkan penghargaan dari perusahaan perkebunan yakni PT Brahma Bina Bakti (BBB) yang memberikan bantuan dana sebesar Rp50 juta kepada setiap desa yang berhasil mempertahankan wilayahnya dari karhutla.

Kedelapan desa itu empat desa yang berada di Kabupaten Muaro Jambi yaitu Desa Suak Putat, Tanjung Lanjut, Suko Awin Jaya dan Desa Bukit Baling, kemudian lagi empat desa di Kabupaten Batanghari yaitu Desa Kaos, Teluk Ketapang, Kuap dan Desa Lubuk Ruso.


Baca juga: Provinsi Jambi naik status jadi Siaga Darurat Karhutla
Penghargaan ini diberikan kepada desa-desa disekitar konsesi perusahaan yang telah berhasil menjaga arealnya dari bencana api atau karhutla selama satu tahun lalu atau 2020.

"Pemberian penghargaan atau rewards ini merupakan komitmen PT BBB untuk mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan Karhutla, terutama di area sekitar konsesi perusahaan dan semoga dengan pemberian hadiah berupaya ini dapat memotivasi masyarakat agar terus menjaga arealnya dari karhutla pada tahun ini," kata Direktur PT BBB, George Oetomo.

Sementara itu Kapolres Muaro Jambi AKBP Ardiyanto menjelaskan, bahwa seluruh perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, baik itu perusahaan perkebunan maupun pengelolaan hutan harus memiliki sarana dan prasarana pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta personil yang ditunjuk secara khusus untuk menanggulangi Karhutla.

"Terimakasih kepada PT BBB yang dalam kesempatan ini telah memberikan penghargaan untuk emnpat desa di Kabupaten Muaro Jambi di sekitar perusahaan yang selama 2020 sukses menjaga lahannya dari bencana kebakaran," kata Ardiyanto.

Sementara itu Sekretaris Daerah Muaro Jambi, Azrin juga menjelaskan pemberian Rewards dari BBB patut dicontoh oleh perusahaan lain yang ada di Kabupaten Muaro Jambi. Perusahaan juga diharapkan dapat bekerjasama dan memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar tentang bahaya membuka lahan dengan cara membakar.

"Apa yang dilakukan oleh BBB ini merupakan hal yang sangat baik, artinya perusahaan itu sudah mengajak masyarakat sekitar untuk mencegah terjadinya Karhutla di sekitar perkebunan," kata Azrin.

PT BBB memberikan Rewards sebesar Rp50 juta kepada masing-masing desa atas pencapaiannya dan pemberian Reward sini merupakan bagian dari program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang bertujuan untuk memberdayakan ekonomi desa agar dapat tumbuh makmur dan juga untuk mencegah terjadinya Karhutla.







 

Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021