Mexico City (ANTARA) - Pejabat senior Meksiko dan Amerika Serikat pada Selasa (23/3) membahas cara menangani "akar penyebab" migrasi Amerika Tengah selama pertemuan yang bertujuan membendung peningkatan penyeberangan perbatasan ilegal ke Amerika Serikat, kata pemerintah Meksiko.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengirim utusan termasuk koordinator perbatasan Roberta Jacobson, ke Meksiko untuk membahas lonjakan kedatangan imigran di perbatasan. Pembicaraan awal dimulai di Meksiko pada Selasa dan akan dilanjutkan di Guatemala.

"Tindakan kemanusiaan disorot untuk mempromosikan, dalam jangka pendek, pembangunan ekonomi inklusif di utara Amerika Tengah untuk mengurangi akar penyebab di balik arus migrasi di kawasan itu," kata kementerian luar negeri Meksiko dalam sebuah pernyataan.

Para pejabat, termasuk Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard, juga membahas mekanisme berbeda untuk migrasi yang "tertib dan aman", dan perlindungan hak asasi manusia, terutama anak-anak, kata kementerian itu.

Belum ada komentar langsung dari Gedung Putih tentang hasil pembicaraan tersebut.

Berbeda dengan bahasa diplomatik, Meksiko minggu ini meluncurkan operasi baru penegakan migrasi yang dipimpin oleh polisi dan tentara militer di selatan negara itu untuk mencegah ribuan migran setiap minggu melarikan diri dari resesi ekonomi yang dalam dan kehancuran akibat badai di Honduras dan Guatemala.

Ombudsman urusan kemanusiaan pemerintah Meksiko sendiri menuntut agar hak-hak para migran dihormati dalam operasi baru tersebut, di mana tentara dan polisi akan menggunakan pesawat nirawak dan kacamata khusus yang dikenakan pada malam untuk menangkap para migran.

Di Amerika Serikat, para pejabat berjuang untuk menampung dan memproses semakin banyak anak tanpa pendamping, dan banyak dari mereka telah terjebak selama berhari-hari di stasiun perbatasan yang seperti penjara saat harus menunggu penempatan di tempat penampungan yang dikelola pemerintah yang kewalahan.

Baca juga: Meksiko minta AS jelaskan dugaan pelanggaran dalam penahanan migran

Baca juga: Pemimpin Guatemala tolak terima migran Meksiko dari AS


Presiden Andres Manuel Lopez Obrador sebelumnya pada Selasa menegaskan kembali posisinya bahwa Washington harus membantu memacu pembangunan di Amerika Tengah.

"Orang tidak pergi ke Amerika Serikat untuk bersenang-senang, mereka pergi karena kebutuhan," kata Lopez Obrador. "Perlu ada dukungan untuk pengembangan Amerika Tengah dan bagian selatan Meksiko. Khususnya Amerika Tengah."

Selama bertahun-tahun, sebagian besar orang yang berusaha menyeberang secara ilegal ke Amerika Serikat berasal dari Guatemala, Honduras, El Salvador, dan daerah-daerah miskin di Meksiko selatan.

Gedung Putih pada Senin (22/3) mengatakan Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Meksiko dan pemerintah Amerika Tengah untuk mengurangi penyebab migrasi, dan untuk menekankan kepada populasi mereka bahwa sekarang bukan waktunya untuk pergi ke utara.

Jacobson bergabung dengan Juan Gonzalez, direktur senior Dewan Keamanan Nasional untuk Belahan Barat, dan Ricardo Zuniga, yang ditunjuk minggu ini sebagai utusan khusus yang berfokus pada Amerika Tengah.

Zuniga menjadi utusan khusus AS pertama untuk wilayah tersebut sejak konflik era Perang Dingin pada 1980-an.

Biden, seorang politikus Partai Demokrat, telah berjanji untuk mengadopsi kebijakan yang lebih kemanusiaan terhadap migran dibandingkan kebijakan pendahulunya dari Partai Republik Donald Trump. Biden juga berjanji untuk membuka jalan menuju kewarganegaraan bagi banyak orang yang tinggal di Amerika Serikat.

Meksiko mengatakan perubahan kebijakan itu telah mendorong orang untuk berpikir bahwa sekarang lebih mudah untuk memasuki Amerika Serikat.

Sumber: Reuters

Baca juga: AS dan Meksiko diskusikan migrasi, pandemi usai ketegangan

Baca juga: Meksiko beralih ke China setelah Biden kesampingkan pembagian vaksin

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021