Ini sangat filosofis sekali. Indonesia harusnya mendapat keuntungan dari RCEP, karena Indonesia adalah inisiator. Saya melihat saat ini justru negara lain yang mendapat keuntungan
Jakarta (ANTARA) - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyampaikan tantangan utama Indonesia dalam perjanjian kerja sama The Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) adalah daya saing.

“Karena hampir 70 persen yang diperdagangkan di dunia ini hampir 70 persen lebih adalah barang-barang industri,” kata Enny dalam seminar web bertajuk “Bedah Trade In Goods (TIG) dan Rules Of Origin (ROO) Perjanjian RCEP" di Jakarta, Selasa.

Enny menyetujui penandatanganan RCEP memiliki salah satu misi untuk mencari pasar baru, namun hal itu perlu dibarengi dengan peningkatan daya saing industri dalam negeri.

Hal tersebut perlu dilakukan mengingat sebagian besar komoditas dan barang yang diperdagangkan dalam RCEP adalah sama, sehingga perlu mitigasi dan strategi agar produk impor tidak membanjiri Tanah Air.

Baca juga: Kemendag butuh dukungan kementerian lain, rumuskan hambatan nontarif

Padahal, lanjut Enny, Indonesia sebagai inisiator terbentuknya RCEP sepatutnya mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari perjanjian itu.

“Ini sangat filosofis sekali. Indonesia harusnya mendapat keuntungan dari RCEP, karena Indonesia adalah inisiator. Saya melihat saat ini justru negara lain yang mendapat keuntungan,” ungkap Enny.

Untuk itu Enny menambahkan agar Indonesia terus melanjutkan program peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam negeri.

Selain itu upaya penetrasi penggunaan teknologi untuk dunia industri melalui Program Industri 4.0 juga penting dilanjutkan. Dengan demikian, daya saing industri nasional akan semakin kuat dan semakin siap dalam menghadapi persaingan global, baik dalam kerangka kerja sama RCEP atau perjanjian ekonomi lainnya.

Baca juga: BKPM ungkap manfaat RCEP bagi investasi di Indonesia

Baca juga: RCEP buka peluang datangkan investasi ke Indonesia

Baca juga: Kemitraan Ekonomi Komprehensif bakal lesatkan investasi ke Indonesia


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021