Manila (ANTARA) - Otoritas kesehatan Filipina mengatakan pada Jumat mereka tidak melihat alasan untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca di negara itu meskipun inokulasi di Denmark, Norwegia dan Islandia ditunda karena laporan pembekuan darah.

"Saat ini, Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan menekankan bahwa tidak ada indikasi bagi Filipina untuk menghentikan peluncuran vaksin AstraZeneca," kata kementerian kesehatan dan administrasi makanan dan obat negara itu dalam pernyataan bersama, seraya menambahkan manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Filipina sejauh ini telah menerima 525.600 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca melalui fasilitas COVAX.

Sebelumnya, Reuters memberitakan Denmark telah menghentikan sementara penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca selama dua pekan.

Penghentian itu dilakukan usai sejumlah laporan terkait adanya kasus penggumpalan darah, termasuk satu kematian di Denmark, kata otoritas Denmark, Kamis (11/3).

“Kami dan Badan Obat-Obatan Denmark harus merespon terhadap laporan-laporan terkait kemungkinan efek samping yang serius, baik dari Denmark maupun dari negara-negara Eropa lainnya,” kata direktur Otoritas Kesehatan Denmark, Soren Brostrom, dalam sebuah pernyataan.

AstraZeneca pada Kamis mengatakan kepada Reuters dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa keamanan vaksinnya telah dipelajari secara ekstensif dalam uji coba pada manusia dan data yang ditinjau oleh rekan sejawat telah mengonfirmasi bahwa vaksin tersebut secara umum dapat diterima dengan baik.

Sumber: Reuters

Baca juga: Moderna sepakat pasok 13 juta dosis vaksin ke Filipina

Baca juga: Filipina laporkan 52 lagi kasus COVID varian Afrika Selatan

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021