di sisi lain kunjungan di pengobatan secara digital itu justru meningkat
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengharapkan kehadiran layanan kesehatan berbasis digital dapat memudahkan masyarakat mendapatkan pengobatan.

"Adanya pandemi membuat penurunan angka kunjungan ke rumah sakit, karena masyarakat takut berobat ke rumah sakit dan berobat ke puskesmas," ujar Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam konferensi pers daring peluncuran aplikasi "Good Doctor" di Jakarta, Senin.

"Mudah-mudahan kehadiran aplikasi 'Good Doctor' di tengah-tengah masyarakat Indonesia ini dapat memberikan wawasan dan memberikan layanan baru dalam era digitalisasi pengobatan di Indonesia," lanjut Dante.

Baca juga: Pemerintah targetkan layanan kanker lebih merata di Indonesia

Pada tahun 2020, ia menyampaikan kunjungan masyarakat ke puskesmas mengalami penurunan sebesar 83,6 persen. Sekitar 43 persen puskesmas tidak menyelenggarakan posyandu. Cakupan imunisasi oleh puskesmas mengalami penurunan mencapai sekitar 56,9 persen.

"Ini semua timbul karena pandemi, tetapi di sisi lain kunjungan di pengobatan secara digital itu justru meningkat," ucapnya.

Menurut dia, kehadiran Good Doctor pada masa masa pandemi ini merupakan salah satu hal yang positif dan akan direspons oleh masyarakat.

"Model-model telemedis seperti yang diterapkan oleh Good Doctor ini akan terus berkembang dan akan membuat pengobatan itu menjadi lebih praktis, lebih modern, dan akan lebih terdigitalisasi secara mudah, akses masyarakat ke dokter juga menjadi lebih baik," kata Dante.

Baca juga: Kemenkes minta RS konversi 40 persen layanan ke penanganan COVID-19

Kendati demikian, ia mengatakan semua aspek pengobatan secara digital belum dapat menggantikan aspek pengobatan secara langsung.

"Tetapi kira-kira 70 - 80 persen pengalaman dalam telemedicine telah memberikan aspek-aspek positif yang bisa menggantikan pengobatan secara langsung.

Dalam kesempatan itu, Dante mengingatkan agar Good Doctor melakukan verifikasi data dan perlindungan data.

"Kemudahan yang didapatkan dalam melakukan pengobatan harus diikuti oleh beberapa aspek antara lain adalah data yang harus terverifikasi dengan baik, terlindungi dengan baik, dan pengobatan yang harus dilakukan dengan tenaga medis yang optimal," katanya.

Dalam kesempatan sama, Managing Director Good Doctor Indonesia, Danu Wicaksana mengharapkan aplikasi "Good Doctor" dapat menjangkau lebih banyak masyarakat tidak hanya di kota besar tapi juga di desa-desa seluruh Indonesia.

"Kita harus yakin aplikasi ini akan bisa membawa Indonesia menjadi lebih sehat, akses lebih merata untuk masyarakat Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Kemenkes: Penanganan korban gempa terapkan protokol kesehatan ketat

Baca juga: Kemenkes: Tingkatkan protokol kesehatan meskipun layanan membaik


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021