hadirnya layanan listrik PLN nonstop, banyak kegiatan produktif yang bisa dilakukan masyarakat sehingga tak lagi hanya mengandalkan hasil pertanian dan peternakan yang relatif terbatas
Mataram (ANTARA) - Beberapa tahun silam, kehidupan warga yang bermukim di punggung bukit ujung barat "Tana Samawa" (sebutan Kabupaten Sumbawa) pada ketinggian 80 meter hingga 240 meter di atas permukaan laut itu hidup dalam kondisi serba kekurangan.

Sebagian besar warga di wilayah kecamatan ujung barat Kabupaten Sumbawa itu, hanya menggantungkan hidup dari hasil panen sawah tadah hujan dan beternak sapi yang hasilnya tidak mencukupi hingga musim panen berikutnya.

Sebelumnya, di wilayah kecamatan yang berjarak 79 kilometer dari ibu kota Kabupaten Sumbawa ini, lekat dengan kondisi serba kekurangan. Jangankan alat komunikasi serba canggih, seperti telepon pintar, untuk penerangan listrik pun hanya bisa dinikmati pada malam hari.

Demikian sekilas gambaran kehidupan warga di Kecamatan Orong Telu, salah satu dari 24 kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Namun kini, impian sebanyak 868 keluarga di pedalaman "Tana Samawa" untuk menikmati penerangan listrik sepanjang hari akhirnya menjadi kenyataan.

Pada pertengahan tahun 2020, tepatnya pada 30 Juli, tim dari Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sumbawa, bersama tim Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K), PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTB, melakukan pengoperasian listrik 24 jam di Kecamatan Orong Telu.

Pada hari itu, sehari sebelum Idul Adha 1441 Hijriah atau pada 30 Juli 2020, ribuan warga Kecamatan Orong Telu, mengakhiri "puasa" menikmati listrik pada siang hari.

Kegiatan tersebut bersamaan dengan peresmian Kecamatan Orong Telu sebagai kawasan listrik pintar dan tertib aliran listrik.

Ibaratnya selama bertahun-tahun warga di Kecamatan Orong Telu, terpaksa berpuasa untuk menikmati listrik pada siang hari, hanya menyala mulai pukul 18.00 hingga 06.00 Wita atau hanya 12 jam. Kini warga bisa menikmati listrik 24 jam.

Warga bersama pemerintah desa serta kecamatan senang bukan kepalang. Listrik PLN menyala 24 jam. Artinya, banyak hal yang bisa dilakukan warga terutama untuk meningktkan kesejahteraan.

Camat Orong Telu Ardiyansyah, mengatakan hadirnya layanan listrik PLN nonstop, banyak kegiatan produktif yang bisa dilakukan masyarakat. Warga bisa membuka berbagai bidang usaha, sehingga tak lagi hanya mengandalkan hasil pertanian dan peternakan yang relatif terbatas.

Dengan beroperasinya listrik PLN 24 jam, maka berbagai jenis usaha mulai berkembang, seperti usaha perbengkelan dan pengelasan dengan modal yang relaif kecil dibandingkan sebelumnya menggunakan genset (generator set).

Tak hanya itu, para ibu rumah tangga juga bisa memanfaatkan lemari es miliknya untuk menjual berbagai jenis minuman dingin, makanan yang dapat memberikan tambahan penghasilan bagi para ibu rumah tangga yang membuka usaha kios kecil-kecilan.

Sebelumnya, keterbatasan layanan listrik menyebabkan aktivitas pendidikan dan ekonomi warga tidak maksimal. Bahkan kegiatan pemerintahan yang membutuhkan tenaga listrik terpaksa dilakukan pada malam hari.

Jika ingin mendapatkan listrik pada siang hari, warga menggunakan mesin genset yang membutuhkan bahan bakar, sehingga biaya yang harus dikeluarkan relatif lebih besar dibandingkan membayar biaya listrik dari PLN setiap bulan.

Tidak heran, dengan segala keterbatasan berbagai infrastruktur, Kecamatan Orong Telu masuk dalam kategori daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), meskipun daerah itu kaya akan hasil pertanian, perkebunan dan peternakan.

Saat ini, warga juga bisa menikmati hiburan dan mengakses berbagai informasi positif dari tayangan televisi, dan menikmati perkembangan dunia luar.

Bagi pekerja kantoran, listrik PLN 24 jam memudahkan operasional peralatan kantor tanpa harus menghidupkan genset yang membutuhkan biaya tambahan.
Baca juga: PLN berjuang bangun infrastruktur di pedalaman Sumbawa
Baca juga: PLN bangun jaringan listrik ke dusun terpencil di Sumbawa
Dua orang pekerja sedang membuat lubang yang akan menjadi lokasi penanaman tiang listrik di Dusun Punik, Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa. NTB. (ANTARA/Awaludin)


Perjuangan Berat

Mewujudkan "Orong Telu Terang Benderang" dan terpenuhinya kebutuhan energi listrik tentunya tak semudah membalik telapak tangan. Petugas  PLN pun harus bekerja keras tanpa mengenal lelah.

Supervisor Konstruksi PLN UP2K NTB Abdurrahman Yusuf mengisahkan perjuangannya menembus hutan belantara dan kondisi jalan yang ekstrem untuk melakukan survei awal pemasangan tiang beton dan jaringan kabel di Kecamatan Orong Telu.

Saat melakukan survei, Abdurrahman belum begitu mengenal detail wilayah yang akan dituju. Namun, berbekal berbagai informasi dari aparatur kecamatan dan warga desa terkait kondisi medan yang akan dilalui, perjalanan pun dilakukan dengan penuh perhitungan dan persiapan.

Selama perjalanan menuju desa-desa, pria yang sudah puluhan tahun bekerja di PLN itu mendapatkan berbagai pengalaman menantang. Mulai dari mobil yang terperosok di jalan berlumpur hingga tidak bisa kembali ke kecamatan karena jembatan putus akibat meluapnya air sungai.

Ia mengaku terpaksa memberanikan diri dibonceng oleh warga setempat menggunakan sepeda motor trail agar bisa mencapai lokasi tujuan.

Ketika menyusuri jalanan menggunakan sepeda motor khusus, ia sempat was-was karena jalan yang dilalui sangat ekstrem, yakni berlumpur, menanjak dan menurun.

Sesekali,  harus turun dari sepeda motor, kemudian berjalan kaki demi menjaga keselamatan diri. Bahkan, menginap di rumah penduduk terpaksa dilakukan untuk menunggu informasi dari petugas yang memasang penghubung konektor (cad out/CO) di sistem kelistrikan Kelawis dapat berfungsi dengan baik.

Padahal, jarak dari tempatnya menginap dengan Kantor Siaga Kelawis hanya 10 kilometer saja. Namun karena medan yang ekstrem, petugas tidak bisa dengan mudah melakukan perjalanan bolak-balik.

Untuk memberi informasi melalui telepon selular bahwa CO sudah berfungsi dengan baik juga tidak bisa dilakukan. Sebab, sinyal telepon genggam belum bisa diakses.

Bagi Abdurrahman, aksi menantang dan penuh adrenalin untuk menembus desa-desa di Kecamatan Orong Telu, merupakan pengalaman paling heroik selama menjalankan tugas survei lapangan.

Sejatinya, Orong Telu merupakan wilayah kecamatan yang kondisi medannya paling berat dibanding daerah-daerah lain di Pulau Sumbawa, dalam melaksanakan tugas untuk menerangi anak negeri.

Namun, Abdurrahman mengaku bersyukur selama melaksanakan tugas di Kecamatan Orong Telu, tidak pernah ada insiden. Itu juga berkat kerja sama dan semangat gotong royong warga setempat.

Pengalaman tersebut  juga dialami oleh para pekerja yang memasang tiang listrik terbuat dari beton dengan panjang 12 meter. Mereka juga berjibaku mengangkut material tersebut dari kota ke pedalaman Orong Telu, melewati jalan ekstrem yang penuh bahaya.

Melalui program Listrik Pedesaan yang dimulai pada Maret 2020, PLN Unit Induk Wilayah NTB melaksanakan proses pembangunan infrastruktur kelistrikan dalam upaya melistriki Sub Sistem Kelawis 24 jam nonstop.

Berkat perjuangan panjang dan tak kenal lelah kini, warga Kecamatan Orong Telu bisa berbahagia karena sudah "merdeka" dari puasa listrik di siang hari.

Aktivitas pemerintahan dan ekonomi warga pun mulai menggeliat dengan adanya listrik 24 jam nonstop.

PLN telah membangun infrastruktur jaringan tegangan menengah sepanjang 11,45 kilometer sircuit (kms).
Baca juga: NTB dan PLN hadirkan 152 kendaraan listrik buatan IKM


Bersyukur

Berkat kerja keras dan penuh perjuangan yang dilakukan tim PLN Unit Induk Wilayah NTB untuk menerangi Kecamatan Orong Telu 24 jam nonstop, berbagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih disampaikan oleh warga setempat.

Ibu Mail, salah seorang pedagang kios menyampaikan rasa terima kasih kepada PLN yang telah berjuang sehingga daerahnya tidak lagi gelap pada siang hari.

Layanan listrik dari PLN yang sudah bisa dinikmati pada siang dan malam hari memberikan dampak positif terhadap usaha ekonomi produktif di daerahnya.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTB Muhammad Husni, juga mengapresiasi komitmen PLN dalam melayani masyarakat, terlebih di tengah pandemi COVID-19.

PLN diharapkan terus berupaya memperluas dan meningkatkan layanan listrik bagi masyarakat NTB guna mewujudkan "Nusa Terang Benderang" menuju NTB Gemilang.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Lasiran menegaskan pihaknya berkomitmen untuk mewujudkan seluruh rakyat NTB dapat menikmati layanan listrik sepanjang hari.

Kini, Badan Usaha Milik Negara itu sudah berhasil melistriki selama 24 jam nonstop sebanyak 44 dusun terpencil pada 2020. Jumlah kepala keluarga yang sudah dilistriki di seluruh dusun itu sebanyak 3.949 orang yang tersebar di beberapa kabupaten di NTB.

Sebelumnya, seluruh kepala keluarga itu menikmati listrik hanya selama 12 jam, mulai pukul 18.00 hingga 06.00 Wita.

Untuk melistriki seluruh dusun tersebut, PLN Unit Induk Wilayah NTB membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 98,45 kms dan jaringan tegangan rendah sepanjang 12,39 kms. Selain itu, PLN juga menyiapkan sembilan unit gardu dengan kapasitas 660 kilo volt Ampere.

Saat ini, kata Lasiran, pihaknya masih fokus untuk melistriki dusun yang belum terlayani listrik dari PLN, salah satunya Dusun Mungkin, Kecamatan Orong Telu.

Untuk rasio desa berlistrik di NTB, sudah 100 persen tercapai pada 2018. Hasil dari kerja keras tersebut tidak lepas dari dukungan semua pihak.

Perjuangan berat petugas PLN menyeberangi sungai berbatu, menerjang jalan berlumpur dan menembus belantara telah berbuah bahagia. Kini geliat pembangunan di Kecamatan Orong Telu kian berkembang secara ekonomi maupun sosial.
Baca juga: PLN berhasil melistriki 44 dusun terpencil di NTB
Baca juga: 896.540 pelanggan PLN NTB peroleh stimulus dan relaksasi COVID-19

 

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021