"Ekosistem pertanian itu sangat luas, tidak harus selalu berlumpur-lumpur,”tegas Jenderal TNI (Purn) Moeldoko saat melantik Dewan Pengurus HKTI Provinsi Sulawesi Tengah, yang dilaksanakan secara daring dan luring terbatas di Jakarta, Jumat.
HKTI Sulawesi Tengah dipimpin Delis Julkarson Hehi, MARS, yang juga menjabat sebagai Bupati terpilih Morowali Utara.
Moeldoko yang juga Kepala Staf Kepresidinan (KSP) memaparkan ekosistem pertanian dimulai dari riset, budidaya, teknologi pertanian, hingga pemasaran dan industri hilirnya.
Baca juga: Langkah Jabar ajak generasi "zaman now" menjadi "petani juara"
Untuk membangun pertanian juga saatnya menerapkan teknologi digital karena teknologi ini menjadi jendela yang menghubungkan pasokan dan permintaan di era digital saat ini.
Moeldoko meminta HKTI turun langsung mendorong para petani milenial dan petani pada umumnya. Pendekatan teknologi pertanian menjadi prioritas sehingga produktivitas pertanian meningkat dan kesejateraan petani lebih baik.
Dia mencontohkan peran HKTI dan M-Tani di Food Estate Kalimatan Tengah yang hadir mendampingi petani. Sementara infrastruktur dibantu oleh pemerintah, Kementerian PUPR. Kementerian Pertanian menyaipkan lahan sampai siap tanam dan memberikan subsidi pupuk dan benih.
"Dalam setiap hektar mendapat subsidi Rp 4 juta per hektar, dan sisanya senilai Rp 11 jt didukung oleh M-Tani bersama HKTI. Sedangkan yang mengerjakan adalah anak-anak muda Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Anak-anak SMK disana luar biasa,"ujar Moeldoko.
Baca juga: Petani milenial garap Bulak Srikayangan jadi sentra bawang merah DIY
Pewarta: Subagyo
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021