Taipei (ANTARA) - Raja Mswati III dari Kerajaan Eswatini, Afrika, mengatakan dirinya telah pulih dari COVID-19 setelah Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen mengirimkan obat anti virus untuk membantunya.

Kerajaan kecil yang sebelumnya bernama Swaziland tersebut adalah satu-satunya negara di Afrika yang masih mempunyai hubungan diplomatik dengan Taiwan —dan Taipei memberikan bantuan ekonomi dan bidang-bidang lainnya dan jumlah besar.

Dalam pidato yang ia sampaikan pada Jumat (19/2), Raja Mswati III menyebut bahwa sementara negaranya menunggu kedatangan vaksin, sudah ada obat anti virus yang dapat digunakan untuk merawat pasien. Namun ia tak menyebut nama obat yang dimaksud.

Ia juga menambahkan bahwa dirinya positif COVID-19 “selama beberapa hari” pada pekan pertama Januari.

“Saya berterima kasih kepada Presiden Republik China di Taiwan karena telah mengirimkan obat-obatan untuk merawat saya,” kata Raja, merujuk pada sebutan resmi Taiwan.

Dengan slogan “Taiwan dapat membantu”, pemerintah wilayah itu ingin menunjukkan bantuannya kepada negara-negara lain dalam masa pandemi ini, seperti menyumbangkan masker dan pasokan kebutuhan lainnya.

China menganggap Taiwan merupakan bagian dari negaranya sehingga, bagi China, Taiwan tidak berhak atas hubungan antarnegara. Saat ini, hanya 14 negara di dunia yang secara resmi mengakui Taiwan sebagai negara.

“Saya yakin bahwa hasil positif saya adalah untuk membuktikan adanya pengobatan ini. Saya tidak mengumumkan hal ini saat itu, namun ketika saya bermaksud menyebutkannya, saya ternyata sudah negatif,” ujar Raja Mswati III.

Raja tampaknya merujuk pada obat anti virus remdesivir, produksi Gilead Science, yang pemakaiannya diizinkan bersyarat di Eropa pada Juli 2020 untuk pengobatan COVID-19 pada dewasa dan remaja pengidap pneumonia yang membutuhkan bantuan oksigen.

Taiwan juga telah memberi izin sementara bagi penggunaan obat yang sama pada tahun lalu.

Eswatini mencatatkan hampir 17.000 kasus infeksi COVID-19 disertai 644 kematian sejauh ini.

Perdana Menteri Eswatini Ambrose Dlamini meninggal dunia pada Desember 2020 di rumah sakit di Afrika Selatan, setelah dinyatakan positif mengidap COVID-19.

Sumber: Reuters

Baca juga: PM Eswatini meninggal setelah terkena COVID-19

Baca juga: Swaziland ubah nama menjadi eSwatini

Baca juga: Raja Eswatini targetkan peningkatan kerja sama dengan Indonesia


 

Remdesivir, obat COVID-19 produksi India siap dipasarkan


 

Penerjemah: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021