Dari analisa kami, tingkat okupansi seluruh unit yang ada di pusat perbelanjaan di Jakarta dengan kelas premium grade A dan grade A memiliki tingkat okupansi cukup tinggi, di atas rata-rata
Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Knight Frank Indonesia mencatat tingkat hunian atau okupansi rata-rata pusat perbelanjaan di Jakarta sepanjang Semester II 2020 sebesar 82,9 persen, turun 4,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Kendati okupansinya mengalami penurunan, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat dalam paparan Jakarta Property Highlights 2020, Kamis, menuturkan okupansi pusat perbelanjaan grade A dan premium grade A tetap tinggi masing-masing 86 persen dan 91,4 persen.

"Dari analisa kami, tingkat okupansi seluruh unit yang ada di pusat perbelanjaan di Jakarta dengan kelas premium grade A dan grade A memiliki tingkat okupansi cukup tinggi, di atas rata-rata," katanya.

Okupansi yang melemah diikuti oleh harga sewa yang cenderung turun, tidak hanya di premium grade A dan grade A tapi juga kelas di bawahnya.

Baca juga: Tingkat keterisian mal Jakarta sepanjang 2020 capai 87 persen

Syarifah memprediksi tren penurunan okupansi dan harga sewa akan berlanjut pada tahun 2021.

"Penurunan okupansi dan harga sewa kami prediksikan akan berlanjut hingga 2021. Kemungkinan akan mulai meningkat seiring dengan kesuksesan vaksinasi dan program pemulihan ekonomi yang berjalan," katanya.

Di tengah koreksi yang terjadi, diperkirakan pada 2021 hingga 2022 akan masuk 16 proyek pusat perbelanjaan baru. Meski sebelumnya, tujuh proyek sempat menunda kehadirannya di tahun 2020.

Baca juga: Pusat perbelanjaan Jakarta Utara lengang jelang PSBB total

Berdasarkan dinamika pasar yang dicatat oleh Knight Frank Indonesia, inovasi dari pusat perbelanjaan dari pengembang terkemuka masih mampu menggerakkan minat masyarakat untuk sejenak menghibur diri sejenak dengan pergi ke mal, meski dengan durasi yang tidak seperti sebelum pandemi.

Country Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip mengatakan pusat perbelanjaan dengan konsep dan inovasi yang memberikan penyegaran masih menjadi pilihan masyarakat untuk berinteraksi di perkotaan, terutama ritel yang memiliki akses lokasi yang relatif dekat dengan permukiman.

Selain itu inovasi kanal penjualan dan pemasaran dalam bentuk pemanfaatan omni channel (online dan off-line) menjadi salah satu solusi bertahan untuk menarik minat konsumen berbelanja di tengah pandemi.

Baca juga: 285 ribu meter persegi properti ritel Jakarta masuk pasar tahun ini
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021