Washington (ANTARA) - Para diplomat top Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Selasa yang mengutuk serangan roket di Irak utara.

"Bersama-sama, pemerintah kita akan mendukung penyelidikan Pemerintah Irak atas serangan itu dengan maksud meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio, dan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.

Serangan roket di pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat (AS) di Kurdi Irak utara pada Senin menewaskan seorang kontraktor sipil dan melukai lima orang lainnya, termasuk seorang anggota layanan AS, menurut laporan awal, kata koalisi AS di Irak.

Itu adalah serangan paling mematikan yang menghantam pasukan pimpinan AS dalam hampir satu tahun di Irak, di mana ketegangan telah meningkat antara pasukan AS, sekutu Irak dan Kurdi di satu sisi dan milisi yang berpihak pada Iran di sisi lain.

Seorang juru bicara koalisi mengatakan di Twitter serangan itu menghantam pasukan koalisi di ibu kota regional Kurdi, Erbil, dan rincian lebih lanjut akan menyusul.

Sumber keamanan Kurdi mengatakan setidaknya tiga roket mendarat di dekat Bandara Internasional Erbil di wilayah otonom pada larut malam. Wartawan Reuters mendengar beberapa ledakan keras dan melihat kebakaran terjadi di dekat bandara.

Pasukan AS menempati pangkalan militer yang berdekatan dengan bandara sipil.

Sebuah pernyataan dari kementerian dalam negeri Kurdi mengatakan sejumlah roket ditembakkan ke arah Erbil dan sekitarnya sekitar pukul 9:30 malam. waktu setempat dan beberapa orang terluka, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut.

Sebuah kelompok yang menamakan diri Saraya Awliya al-Dam mengaku bertanggung jawab atas serangan di pangkalan yang dipimpin AS.

Saraya Awliya al-Dam mengatakan bahwa pihaknya menargetkan "pendudukan Amerika" di Irak. Namun kelompok itu tidak memberikan bukti atas klaim serangan itu.

Sumber : Reuters

 

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021