warga memilih bertahan di lantai dua rumah
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak tujuh RW di Kelurahan Pejaten Timur, Kota Jakarta Selatan terdampak banjir dengan ketinggian air berkisar 1,5 hingga 2 meter di kawasan bantaran akibat luapan Sungai Ciliwung, Minggu.

Lurah Pejaten Timur Muhamad Rasyid Darwis menyebutkan belum ada posko pengungsian didirikan karena warga masih bertahan di lantai dua rumahnya menunggu air surut.

Baca juga: Sudin SDA Jakarta Utara siapkan empat pompa mobile

"Yang mengungsi belum ada posko khusus, karena banjirnya masih terkendali, warga masih bertahan di lantai dua rumahnya. Ada juga yang mengungsi sementara di rumah saudaranya yang lokasinya paling tinggi," kata Rasyid.

Meluapnya Sungai Ciliwung seiring dengan kenaikan tinggi muka air di Bendung Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat yang berstatus siaga tiga banjir sejak siang.

Rasyid menyebutkan, luapan Sungai Ciliwung mulai menggenangi pemukiman warga yang berada di dataran yang lebih rendah dekat bantaran kali pada pukul 13.00 WIB.

Baca juga: Warga Kelurahan Pejaten Timur mulai benahi sisa banjir

Tujuh RW yang terendam banjir tersebut, yakni RW 03 (RT 010) ketinggian 40 cm, RW 05 (RT 05) ketinggian kurang lebih 120 cm, RW 06 (RT 011/06) ketinggian 120 cm, RW 07 (RT 01, RT 016 dan RT 017) ketinggian 100 cm, RW 08 (RT 05, RT 06, RT 07, RT 08 dan RT 09) ketinggian 170 cm, RW 09 (RT 016) ketinggian 40 cm, RW 10 (RT 012) ketinggian 40 cm.

Total ada 215 warga yang terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung.

Rasyid mengatakan hingga pukul 19.00 WIB, ketinggian air yang menggenangi pemukiman warga mulai surut sekitar 20 hingga 30 cm.

Baca juga: Sudin SDA Jaksel kerahkan mobil pompa atasi genangan Pejaten Timur

"Mudah-mudahan tidak meluap lagi, kalau Katulampa masih siaga malam ini, kita tinggal tunggu enam jam kemudian airnya tiba di Pejaten," kata Rasyid.

Hingga pukul 19.00 WIB, status tinggi muka air di Bendung Katulampa Bogor masih siaga tiga banjir atau 130 cm.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021