Peningkatan angka COVID di Bali salah satunya karena hasil tracing
Denpasar (ANTARA) - Danrem 163/ Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf mengatakan bahwa berdasarkan komando pusat, ada 2.000 warga yang menjadi sasaran tes cepat antigen COVID-19, namun untuk wilayah Bali baru tercapai sekitar 25 persen.
 
"Kalau dari pusat ada 2.000 sasaran target per harinya yang dicapai, tapi kita masih jauh dari yang tercapai, mungkin baru 25 persen. Kita siapkan 50-100 untuk kit antigen di seluruh jajaran Kodim," kata Danrem saat dikonfirmasi di Denpasar, Sabtu.
 
Ia mengatakan pelaksanaan operasi penanganan COVID-19, dengan menggelar tes cepat antigen ini telah menyasar pasar tradisional, tempat ibadah, tempat wisata, lapangan, dan tempat-tempat yang rentan memunculkan kerumunan.
 
"Responnya, ada yang sukarela mau rapid test antigen, ada yang takut terbukti positif.

Diharapkan kesadaran masyarakat ke depannya meningkat dan mau mengikuti rapid test antigen. Dari hasil yang didapatkan kesadaran masyarakat saat ini perlu ditingkatkan, sudah bagus tapi perlu ditingkatkan," katanya.
 
Dikatakannya, tes cepat antigen ini menjadi langkah efektif untuk mengimplementasikan 3T yaitu tracing, testing dan treatment. Selain membantu dan mendukung program pemerintah melalui 3T, juga memutus rantai penyebaran COVID-19.
Operasi penanganan COVID-19 dengan menggelar tes cepat antigen ini akan dilaksanakan hingga hari Senin (8/2). Kemudian, akan dilakukan evaluasi dan menentukan kebijakan untuk selanjutnya.
 
"Peningkatan angka COVID di Bali salah satunya karena hasil tracing, jadi makin ditracing makin tinggi, semakin ditemukan kemudian melalui proses penyembuhan lalu angka akan turun,"katanya.
 
Selain itu, kata Danrem dari hasil pelaksanaan tes cepat antigen hingga saat ini lebih banyak dengan hasil negatif, namun ada beberapa terindikasi positif.

Tes cepat antigen ini juga berlaku bagi wisatawan asing yang berada di Bali. Kata dia, hingga saat ini belum ada ditemukan turis asing yang terindikasi positif hasil tes cepat antigen.
 
"Kebanyakan sih enggak ada ya (warga yang positif dari hasil rapid antigen) karena dites juga secara random kemudian wisatawan asing juga negatif. Tambahan nya dari klaster keluarga, jadi ketika beraktivitas di luar kemudian tidak menerapkan prokes itu yang jadi penyebarannya," jelas Danrem.

Baca juga: Panglima dan Kapolri ajak masyarakat ikuti tes cepat antigen gratis

Baca juga: Puluhan pengunjung Pantai Sanur-Bali diwajibkan tes cepat antigen

 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021