Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya permasalahan di dalam kawasan dan semua sistem infrastruktur dasar kawasan berfungsi dengan baik
Badung (ANTARA) - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang merupakan BUMN pengembang dan pengelola kawasan The Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.

"Kami telah melalukan berbagai langkah mitigasi untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang untuk memastikan kawasan The Nusa Dua aman dikunjungi wisatawan dan beroperasi normal," ujar Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita di Mangupura, Bali, Sabtu.

Baca juga: 22 'tenant' di The Nusa Dua Bali telah kantongi sertifikat CHSE

Ia mengatakan langkah mitigasi yang telah dilaksanakan di antaranya adalah pemangkasan ranting-ranting pohon yang berpotensi tumbang, pemeriksaan menyeluruh atas sistem operasional dan
pemeliharaan infrastruktur untuk meminimalisasi gangguan sekaligus memastikan seluruh sistem dapat berfungsi dengan baik.

Tim operasional The Nusa Dua juga telah diterjunkan untuk melakukan pengecekan seluruh area dalam kawasan guna memastikan tidak ada kerusakan baik itu sistem kelistrikan, CCTV dan sistem operasional kawasan lainnya.

"Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya permasalahan di dalam kawasan dan semua sistem infrastruktur dasar kawasan berfungsi dengan baik," katanya.

Ngurah Ardita menjelaskan sebagai pengelola kawasan, ITDC selalu melakukan kegiatan pemeliharaan rutin dan terjadwal berupa pembersihan tangkapan air hujan dan melakukan pengecekan sistem drainase untuk mengantisipasi genangan air sebanyak dua kali dalam seminggu.

Pihaknya juga memanfaatkan sistem biopori untuk meningkatkan kemampuan kawasan dalam menyerap air sekaligus sebagai program konservasi lingkungan.

Biopori menurutnya merupakan teknologi alternatif dan sederhana untuk penyerapan air hujan dan mencegah banjir.

Hingga saat ini, telah ada sebanyak 20 titik lubang biopori yang tersebar di sejumlah titik dalam kawasan The Nusa Dua.

"Dengan sistem drainase yang sudah teruji lebih dari 45 tahun, kelengkapan standar prosedur operasional mitigasi bencana serta penanganan cepat yang dilakukan oleh tim operasional kawasan, kami pastikan kawasan The Nusa Dua aman dan dapat beroperasi secara normal menghadapi cuaca ekstrem," ungkapnya.

Ngurah Ardita menambahkan pihaknya juga akan selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah serta desa penyangga untuk dapat bersama mengantisipasi potensi bencana yang dapat ditimbulkan oleh cuaca ekstrem.

Baca juga: The Nusa Dua sediakan 3.685 kamar untuk sambut wisatawan nusantara
Baca juga: Dibuka kembali, Nusa Dua terapkan protokol kesehatan cegah COVID-19

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021