Palembang (ANTARA) - Rehabilitasi hutan mangrove di wilayah Sumatera Selatan membutuhkan peran swasta untuk mempercepat pemulihan dan menekan kerusakan akibat masifnya aktifitas manusia.

Kabid Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dishut Sumsel Sutomo, Sabtu, mengatakan pihaknya telah mengarahkan berbagai perusahaan swasta di Sumsel untuk ikut andil dalam rehabilitasi puluhan ribu hektare mangrove.

"Jika hanya mengandalkan anggaran negara rasanya lumayan berat," ujarnya.

Pada 2020 Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Musi dibantu PT OKI Pulp mampu merehabilitasi 410 hektare hutan mangrove di berbagai titik.

Baca juga: 629 warga pesisir Sumsel ikut program padat karya tanam mangrove

Menurut dia PT OKI Pulp menjadi satu-satunya pihak swasta yang memulai inisiasi rehabilitasi mangrove dari kalangan swasta, dampaknya dinilai cukup positif sehingga perlu dilanjutkan dan ditiru perusahaan lainnya.

Sumsel memiliki 164.796 hektare hutan mangrove yang membentang dari perbatasan Provinsi Lampung hingga Jambi, 40,08 persen diantaranya masih tergolong asri dan 53,02 persen lainnya sudah terdampak peralihan fungsi sehingga perlu barus direhabilitasi.

"Tapi sebagian yang terdampak itu mulai ditanami kembali," kata dia.

Sutomo menyebut peralihan fungsi mangrove di Sumsel diantaranya karena masifnya penambakan udang dekat pemukiman penduduk dan penebangan liar untuk dijadikan arang serta asap cair.

Oleh karena itu pihaknya juga giat mensosialisasikan kepada masyarakat cara budi daya tambak udang yang tidak merusak mangrove, karena tambak sebagai sumber pendapatan masyarakat dinilai tetap perlu dipertahankan.

Baca juga: Lewat Program Padat Karya, Babel tanam mangrove seluas 50 hektare
Baca juga: Pemerintah Bangka Belitung berupaya pulihkan kawasan hutan mangrove

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021