Saat ini kami sedang mengalami kekurangan atau menyusutnya debit air pada dua sumber air milik Perumda Tirta Umbu, yakni sumber air Kalimbungo dan sumber air Moawö hingga 0 Liter/detik
Gunungsitoli, Sumut (ANTARA) - Warga Kota Gunungsitoli, Provinsi Sumatera Utara saat ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih akibat kemarau yang terjadi sejak sebulan terakhir di daerah itu.

Distribusi air bersih dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Umbu milik Kabupaten Nias yang ada di Kota Gunungsitoli juga terganggu akibat penurunan debit air dari sumber mata air.

Direktur Perumda Tirta Umbu Julius Ndraha, di Gunungsitoli, Sabtu, mengakui jika distribusi air bersih dari Perumda Tirta Umbu kepada pelanggan saat ini sedang terkendala akibat berkurangnya debit air di mata air milik perusahaan tersebut.

"Saat ini kami sedang mengalami kekurangan atau menyusutnya debit air pada dua sumber air milik Perumda Tirta Umbu, yakni sumber air Kalimbungo dan sumber air Moawö hingga 0 Liter/detik, " katanya.

Akibat penurunan debit di sumber mata air, kehilangan suplai air bisa mencapai hingga 40 persen lebih dari rata rata produksi biasa, sehingga pasokan/persediaan air ke pelanggan tidak bisa terpenuhi.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih tersebut, mereka mengantisipasi melalui bantuan mobil tangki yang secara terjadwal ke lokasi para pelanggan yang mengalami dampak signifikan untuk membagi air secara langsung.

"Daerah yang paling mengalami dampak secara signifikan adalah pelanggan sepanjang Jalan Sirao belakang, jalan Supomo, Jalan Ampera, Jalan Kelapa, Jalan Diponegoro, Kecamatan Gunungsitoli," katanya.

Namun, karena Perumda Tirta Umbu hanya memiliki 1 unit mobil tangki, mereka telah meminta bantuan Balai Prasarana Pemukiman Wilayan Sumatera Utara untuk peminjaman mobi tangki dan sedang dalam proses.

"Sesuai pemantauan kami, kemarau ini bisa berlangsung hingga dua bulan lagi le depan, " kata Umbu Julius Ndraha.

Sementara itu Nidar, salah seorang warga mengaku distribusi air bersih dari Perumda Tirta Umbu sudah tidak berjalan sejak lima hari yang lalu.

Untuk kebutuhan air bersih mereka terpaksa membeli air dari mobil yang menjual air bersih dengan harga yang cukup tinggi.

Dia berharap krisis air bersih cepat teratasi dan pendistribusian air melalui Perumda Tirta Umbu bisa kembali normal.seperti biasanya.

Baca juga: Kota Gunung Sitoli kembali ke zona merah

Baca juga: Warga Langkat alami krisis air bersih sejak tahun 1980

Baca juga: Dua warga Nias Selatan hilang terseret arus Sungai Susua

Baca juga: ACT salurkan air bersih, atasi kekeringan di Langkat

Pewarta: Juraidi dan Irwanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021