Yogyakarta (ANTARA) - Setelah melalui tahap uji coba, kereta rel listrik Yogyakarta-Solo akan resmi beroperasi mulai 10 Februari 2021 menggantikan Kereta Prambanan Ekspress yang nantinya hanya akan melayani penumpang relasi Yogyakarta - Kutoarjo.

"Penumpang dari Yogyakarta ke Solo atau sebaliknya akan dilayani sepenuhnya dengan menggunakan kereta rel listrik (KRL). Prambanan Ekspres (Prameks) hanya untuk lintas Yogyakarta-Kutoarjo," kata VP Corporate Secretary PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba di Yogyakarta, Kamis.

KRL Yogyakarta-Solo akan melayani 20 perjalanan pulang pergi dalam satu hari dan berhenti di 11 stasiun yaitu Stasiun Tugu Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan Solo Balapan. Jumlah stasiun pemberhentian lebih banyak dibanding Prameks yang berhenti di tujuh stasiun.

Perjalanan KRL dari Stasiun Yogyakarta paling awal dimulai pukul 05.15 WIB dan tiba di Solo Balapan pukul 06.23 WIB, sedangkan pemberangkatan pertama dari Solo Balapan dilakukan pukul 05.05 WIB dan tiba di Yogyakarta pukul 06.14 WIB. Perjalanan membutuhkan waktu 68 menit.

Tarif yang ditetapkan untuk penumpang KRL Yogyakarta-Solo pun tetap sama seperti tarif kereta Prambanan Ekspress yaitu Rp8.000 untuk sekali perjalanan.

Hanya saja, lanjut Anne, penumpang KRL tidak perlu lagi melakukan reservasi tiket untuk naik kereta tetapi cukup menggunakan kartu multi trip (KMT) yang diterbitkan oleh KAI Commuter yang bisa diperoleh di tiap stasiun. KMT dijual seharga Rp30.000 per kartu sudah termsuk slado Rp10.000.

Selain KMT, penumpang juga bisa memanfaatkan kartu uang elektronik yang dikeluarkan oleh sejumlah bank yang sudah bekerja sama dengan PT KCI, seperti e-money Mandiri, Flazz BCA, BRIZZI, dan BNI Tap Cash.

"KMT atau kartu uang elektronik tersebut cukup di-tap di tiap gate yang ada di stasiun untuk masuk ke KRL," katanya.

Ia berharap, calon penumpang khususnya penumpang Prameks Yogyakarta-Solo yang akan sepenuhnya menggunakan KRL bisa beradaptasi secara cepat terkait perubahan kebiasaan yang harus dilakukan.

"Dan karena masih dalam masa pandemi COVID-19, maka kami menerapkan protokol kesehatan ketat untuk tiap perjalanan kereta, yaitu maksimal 74 penumpang per gerbong meskipun bisa diisi maksimal sekitar 150 orang," katanya.

Penumpang diwajibkan duduk atau berdiri di tempat yang tidak diberi tanda larangan dan aturan tersebut harus dipatuhi supaya mencegah potensi penularan COVID-19.

Penumpang diwajibkan mengenakan masker medis dan bukan scuba, tidak diperkenankan berbicara di dalam kereta termasuk menelepon dan tidak diperbolehkan makan atau minum.

"Selama masa uji coba, kami memperoleh banyak masukan dari berbagai pihak termasuk masyarakat umum dan komunitas yang selama ini memanfaatkan Prambanan Ekspress," katanya.

Ia memastikan, akan terus melakukan evaluasi terhadap pelayanan KRL Yogyakarta-Solo, termasuk kapasitas rangkaian kereta yang digunakan. "Bisa saja jika kebutuhan semakin meningkat, maka gerbong akan ditambah, tidak hanya empat gerbong seperti sekarang," katanya.

Sedangkan Prameks akan melayani delapan kali perjalanan pulang pergi Yogyakarta-Kutoarjo dengan reservasi tiket melalui KAI Access.

"Masyarakat dari Kutoarjo yang hendak ke Solo bisa berganti ke KRL di Stasiun Yogyakarta," katanya.

Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 6 Yogyakarta Supriyanto mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat melintas di perlintasan kereta terlebih grafik perjalanan akan meningkat setelah KRL beroperasi penuh.

"Mungkin sekarang jarang ditemui ada kereta bersisihan di perlintasan. Tetapi dengan operasional KRL secara penuh, maka frekuensi perjalanan kereta akan naik. Masyarakat pun harus lebih berhati-hati saat melintas terlebih jika perlintasan tidak dijaga," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021