Alat rapid tes sudah ada di Pulau Flores, Sumba dan Alor namun belum dilengkapi dengan alat untuk tes PCR.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta bantuan Kementerian Kesehatan berupa alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk Pulau Sumba, Flores dan Alor guna mengoptimalkan pemerisaan sample swab pasien COVID-19.

Wakil Gubernur NTT Josef A Nae Soi dalam pertemuan dengan Direktur Jenderal Pelayanan Kementerian Kesehatan Prof.dr. Abdul Kadir seperti keterangan tertulis Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT yang diterima di Kupang, Rabu, mengatakan bahwa kasus COVID-19 di tiga kabupaten itu terus meningkat.

"Kita masih kekurangan alat tes PCR untuk pulau Sumba, Flores serta Alor. Kami minta Kemenkes segera bantu dan alatnya ke NTT," kata Wagub.

Baca juga: Kota Kupang dalam kondisi darurat bencana

Menurut Josef, alat rapid tes sudah ada di Pulau Flores, Sumba dan Alor namun belum dilengkapi dengan alat untuk tes PCR.

Ia mengatakan kasus konfirmasi positif COVID-19 di provinsi berbasis kepulauan ini terus meningkat setiap hari hingga menembus 5.000 kasus.

"Hal ini tentu masuk dalam kondisi tanggap darurat maka penanganannya harus dengan tindakan extraordinary. Maka dari itu harus ada penanganan yang cepat dari kami dan juga dukungan Pemerintah Pusat," katanya.

Baca juga: Kedubes AS konfirmasi bupati terpilih Sabu Raijua warga AS

Selain itu Wagub juga meminta bantuan obat-obatan antivirus serta vitamin pagi pasien COVID-19.

"Kami juga butuh obat antivirus dan vitamin. Maka kami minta untuk kirim juga secepatnya ke NTT. Mengingat kondisi sekarang ini dalam tanggap darurat," ujar Josef.

Beberapa kebutuhan mendesak di NTT, kata dia, peralatan PCR mobile, mesin PCR, coverall, masker N95, masker bedah, faceshield, googles, handscoon non steril, handscoon steril, rapid antigen, catridge TCM. Juga kebutuhan obat-obatan diantaranya Oceltamivir 75 mg, Favipiravir 200 mg, Remdesivir 100 mg, dan Vitamin C 500 mg.

Baca juga: Gubernur NTT kembali berkantor usai sembuh dari COVID-19

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021