Aksi pada 30 Januari ini digelar untuk menyebarkan pesan-pesan kebenaran dan tanpa ada kekerasan
New Delhi (ANTARA) - Ribuan petani di India yang berunjuk rasa memprotes undang-undang pertanian baru mulai mogok makan, Sabtu.

Mogok makan itu digelar bertepatan dengan hari peringatan kematian pejuang kemerdekaan di India, Mahatma Gandhi.

Para petani memilih mogok makan setelah berpawai dan berorasi di daerah dekat ibu kota, New Delhi, selama kurang lebih satu minggu. Namun di beberapa lokasi, aksi massa berujung ricuh sehingga menyebabkan satu orang tewas dan ratusan orang luka-luka.

Massa aksi memprotes keputusan pemerintah dan parlemen mengesahkan UU pertanian yang baru karena menurut mereka itu hanya akan menguntungkan pembeli dari perusahaan swasta berskala besar tetapi mengorbankan para petani.

Baca juga: Lantaran Utang, 11 Petani India Bunuh Diri
Baca juga: Seorang petani India jual anak karena gagal panen


Puluhan ribu petani telah berkemah di pinggiran kota New Delhi selama dua bulan.

Petani yang mengendarai traktor saat berunjuk rasa pada Hari Kemerdekaan India berujung ricuh setelah beberapa pengunjuk rasa keluar dari rute yang telah disepakati sebelumnya oleh kepolisian dan perwakilan massa.

Demonstran yang geram merobohkan pagar kawat berduri dan barikade serta bentrok dengan polisi.

Polisi yang berjaga menembakkan gas air mata untuk menghentikan massa.

Walaupun demikian, bentrok antara polisi dan demonstran juga terjadi di beberapa tempat lainnya. Tidak hanya dengan polisi, massa aksi juga bentrok dengan kelompok anti gerakan petani.

Aksi mogok makan yang digelar bertepatan dengan peringatan kematian Mahatma Gandhi akan jadi pesan ke rakyat India bahwa massa melakukan aksi damai, kata beberapa pemimpin serikat petani.

"Gerakan para petani merupakan gerakan yang damai dan akan terus damai," kata Darshan Pal, pimpinan Samyukt Kisan Morcha, koordinator aksi dan kelompok yang menaungi sejumlah serikat petani.

"Aksi pada 30 Januari ini digelar untuk menyebarkan pesan-pesan kebenaran dan tanpa ada kekerasan," kata dia.

Sektor pertanian di India mempekerjakan separuh dari 1,3 miliar total penduduk India. Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kurang lebih 150 juta petani jadi salah satu tantangan terberat bagi Perdana Menteri India Narendra Modi sejak ia menjabat pada 2014.

11 pertemuan antara pemerintah dan serikat petani telah digelar untuk membahas polemik UU pertanian. Namun, pertemuan itu berujung buntu.

Pemerintah menawarkan akan menunda penerapan UU pertanian yang baru sampai 18 bulan, tetapi kelompok petani mengatakan mereka tidak akan berhenti protes jika UU itu tidak dicabut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ratusan petani India berunjuk rasa di Delhi, bentrok dengan polisi
Baca juga: Petani di seluruh India protes terhadap UU liberalisasi pasar

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021