Jakarta (ANTARA) - Ericsson meluncurkan solusi pembagian jaringan (network slicing) 5G untuk jaringan akses radio (Radio Access Network, RAN), yang memungkinkan penyedia layanan komunikasi menyediakan layanan 5G yang dapat disesuaikan dengan kinerja.

"Teknologi 5G sedang diimplementasikan secara luas di seluruh dunia dan membawa potensi besar untuk memonetisasi layanan baru di kalangan konsumen maupun perusahaan," ujar Country Head of Ericsson Indonesia, Jerry Soper, dalam keterangan tertulis, Rabu.

Baca juga: Samsung Galaxy S21 resmi dirilis di Indonesia

Peluncuran Ericsson 5G RAN Slicing, lanjut Jerry, memungkinkan operator untuk meningkatkan fleksibilitas dan keserbagunaan jaringan 5G mereka.

"Hal ini juga memungkinkan operator di Indonesia untuk memanfaatkan sumber pendapatan baru dan meningkatkan kualitas layanan bagi konsumen saat 5G sudah diimplementasikan di Indonesia," dia melanjutkan.

Network slicing adalah salah satu model utama implementasi 5G.

Ericsson 5G RAN Slicing yang tersedia secara komersial, akan mengalokasikan sumber daya radio pada penjadwalan 1 milidetik dan mendukung layanan multi-dimensi dengan penanganan berbeda yang melintasi berbagai irisan (slices).

Hal ini akan memperkuat kemampuan slicing secara end-to-end untuk manajemen sumber daya dinamis dan pengaturan yang memastikan pengalaman pengguna bermutu tinggi yang dibutuhkan oleh beragam use cases.

Baca juga: Telkom gunakan NVIDIA DGX A100 untuk kembangkan AI dan aplikasi 5G

Memacu pertumbuhan 5G
Pembagian jaringan (network slicing) mendukung beberapa logical network untuk menghadirkan berbagai jenis layanan melalui infrastruktur umum.

Network slicing juga merupakan pembuka peluang pendapatan 5G, seperti, enhanced video dan konektivitas dalam mobil (in-car connectivity), serta extended reality, perpaduan antara virtual reality (VR), augmented reality (AR) dan mixed reality (MR).

Laporan Ericsson memperkirakan peluang pendapatan penyedia layanan di pasar konsumen sebesar 712 miliar dolar AS pada 2030.

Pembagian jaringan (network slicing) membuka peluang bagi operator untuk memperoleh pendapatan sebesar 300 miliar dolar AS pada tahun 2025, menurut data asosiasi operator telekomunikasi seluruh dunia GSMA.

Saat 5G meningkat, penyedia layanan ingin memaksimalkan pengembalian investasi mereka dengan menargetkan use cases inovatif dan menghasilkan pendapatan tinggi, seperti, cloud gaming, smart factory dan smart healthcare.

Ericsson mempunyai berbagai network slicing engagements untuk RAN, transportasi, jaringan inti, serta orkestrasi di seluruh dunia yang melibatkan use case untuk segmen konsumen dan perusahaan/industri vertikal, seperti, operasi jarak jauh yang dibantu video, AR/VR, TV/Media untuk streaming acara olahraga, cloud gaming, smart city, dan aplikasi untuk Industri 4.0 serta keamanan masyarakat.

Baca juga: MediaTek bekali Dimensity 1200 dan 1100 5G dengan AI dan multimedia

Baca juga: Qualcomm umumkan Snapdragon 870 5G penerus 865 Plus

Baca juga: Proses seleksi 2,3GHz dihentikan, Menkominfo pastikan 5G tetap jalan

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021