bila pasar kembali merespon kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS, rupiah juga berpotensi melemah
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin berpeluang menguat didorong rencana stimulus tambahan untuk bantuan pandemi oleh pemerintah Amerika Serikat

Pada pukul 9.43 WIB, rupiah melemah 19 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.054 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.035 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan, pagi ini terlihat aset berisiko seperti indeks saham Asia mengalami kenaikan.


Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 19 poin


"Pasar kemungkinan masih merespon positif rencana pemerintahan Joe Biden untuk merilis stimulus sebesar 1,9 triliun dolar AS. Sentimen ini mungkin bisa membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini," ujar Ariston.

Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pasar juga mengkhawatirkan kasus COVID-19 yang terus menaik di dunia dan juga di Indonesia yang memicu pembatasan aktivitas baru.

"Ini bisa memberikan tekanan untuk rupiah. Selain itu, bila pasar kembali merespon kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS, rupiah juga berpotensi melemah kembali," kata Ariston.

Baca juga: Rupiah akhir pekan merosot, minat investor turun pada aset berisiko

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.

Pada Jumat (22/1) lalu, rupiah ditutup melemah 35 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp14.035 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.000 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah akhir pekan melemah, tertekan imbal hasil obligasi AS naik lagi

Baca juga: Rupiah Jumat pagi merosot 10 poin

Baca juga: Rupiah sentuh Rp14.000 didukung pelantikan Biden dan RDG BI

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021