Washington akan dipenuhi oleh orang-orang yang tidak ingin kemenanan pemilu dicuri oleh kelompok Radikal Kiri Partai Demokrat
Washington (ANTARA) - Kepolisian di Washington, Amerika Serikat, menangkap Enrique Tarrio, pimpinan kelompok Proud Boys, Senin (4/1), tetapi ia telah dibebaskan dan diperintahkan oleh pengadilan untuk tidak kembali masuk ke wilayah kota tersebut, Selasa (5/1).

Proud Boys, berdiri sejak 2016, merupakan organisasi politik berpaham kanan ekstrem dan neo fasis yang hanya menerima laki-laki sebagai anggotanya. Organisasi itu sejauh ini memiliki anggota yang tersebar di AS dan Kanada.

Kepolisian menangkap Tarrio karena ia diyakini merusak properti serta memiliki magasin. Ia dibebaskan kurang lebih satu hari setelah ditangkap, tetapi pengadilan memerintahkan Tarrio untuk tidak masuk ke Kota Washington.

Baca juga: Polisi selidiki unsur kesengajaan dalam kebakaran Oregon
Baca juga: Dua polisi AS ditembak di tengah protes kasus Breonna Taylor


Dokumen pengadilan menyebutkan saat ditangkap oleh polisi dua hari lalu Tarrio membawa dua magasin pistol yang kosong. Di bagian luar magasin, ada ukiran huruf “PB” beserta gambar dan simbol-simbol lainnya. Tarrio pertama kali ditangkap oleh kepolisian saat ia membakar poster aksi “Black Lives Matter” di sebuah gereja pada 12 Desember 2020.

Kepolisian Washington juga menangkap dua demonstran yang berunjuk rasa menuntut pembatalan hasil pemilihan presiden pada 3 November 2020. Demonstran itu merupakan pendukung Presiden Donald Trump, petahana yang kalah dari rivalnya, presiden terpilih Joe Biden.

Protes terhadap kemenangan Biden berlangsung di ibu kota AS, Washington, Selasa, dan diyakini ribuan orang akan turun ke jalan, Rabu. Kongres AS hari ini (6/1) akan mengesahkan hasil pemilihan umum dan menetapkan kemenangan Biden dalam pemilihan presiden AS tahun lalu.

Sementara itu, Presiden Trump, yang kalah sampai tujuh juta suara dari Biden, kemungkinan akan berpidato pada Rabu pagi di depan para pendukungnya yang berunjuk rasa di Ellipse, taman di selatan Gedung Putih.

Informasi itu disampaikan oleh Trump melalui unggahannya di media sosial Twitter Selasa petang.

 "MASSA MEMBLUDAK!” kata Trump di akun Twitter resminya @realDonaldTrump.

“Washington akan dipenuhi oleh orang-orang yang tidak ingin kemenanan pemilu dicuri oleh kelompok Radikal Kiri Partai Demokrat,” kata Trump di media sosialnya, Selasa. “Sampai jumpa di D.C.!” sebut Trump seraya menambahkan tautan ke “WinRed”, laman penggalangan dana yang memuat foto Trump di halaman depan.

Dalam kesempatan terpisah, polisi juga menangkap seorang pria asal North Carolina, Selasa, karena diduga melanggar beberapa aturan, di antaranya memiliki senjata tidak berizin; membawa senjata di luar rumah atau tempat usaha; memiliki amunisi senjata berkapasitas besar; memiliki amunisi yang tidak terdaftar; dan memiliki kembang api, kata kepolisian setempat.

Polisi di Washington juga menangkap seorang pria dari North Carolina karena ia mengendarai kendaraan tanpa membawa surat izin.

Di tengah penangkapan itu, ratusan pendukung Trump melanjutkan unjuk rasa di Washington, Selasa. Dari ratusan orang yang hadir, ada Bob Kowell, 67, pensiunan teknisi Boeing Co. Kowell menempuh perjalanan dari Murrieta, California, menuju Washington.

Trump, tanpa mampu menunjukkan bukti, menuduh pemilihan umum telah dicurangi oleh oknum tertentu. Namun, putusan hakim, komisi pemilihan umum, serta Departemen Kehakiman membantah tudingan tersebut.

“Ada banyak bukti,” kata Kowell. “Kalian hanya belum melihatnya. Ada banyak bukti di luar sana,” sebut dia menambahkan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pengadilan AS tolak gugatan yang minta Pence batalkan kemenangan Biden
Baca juga: Trump teken anggaran negara, pandemi demi cegah "govt shutdown"


Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021