Jakarta (ANTARA) - Merger dua grup otomotif "berdarah" Amerika Serikat, Prancis, Italia, FCA dan PSA, tinggal di depan mata setelah pemegang saham kedua perusahaan menyetujuinya dalam pertemuan Senin kemarin (4/1).

Mayoritas pemegang saham (99%) mendukung transaksi tersebut untuk membentuk grup baru bernama Stellantis NV yang diharapkan menjadi kelompok otomotif terbesar keempat dunia dalam bulan ini.

Para pemegang saham FCA juga menyetujui hal-hal terkait merger, termasuk pengadopsian Anggaran Dasar Stellantis dan penunjukan yang sebelumnya mengumumkan anggota Dewan Direksi Stellantis, dalam setiap kasus berlaku efektif sejak tanggal penyelesaian merger, menurut pengumuman bersama PSA dan FCA, dikutip Selasa.

Sebagai langkah terakhir proses merger adalah mendaftarkan saham Stellantis di bursa efek, termasuk di Mercato Telematico Azionario Milan, Euronext Paris, dan Bursa Efek New York, yang diharapkan bisa dituntaskan pada 16 Januari 2021.

Baca juga: Fiat berencana "recall" 1 juta kendaraan bermesin Tigershark

CEO PSA Peugeot Carlos Tavares dan Ketua Fiat Chrysler John Elkann berbicara tentang pentingnya merger yang "bersejarah", yang menggabungkan perusahaan mobil yang berperan membuat sejarah industri Amerika Serikat, Prancis dan Italia.

Tavares akan menjalankan perusahaan baru, sementara Elkann tetap sebagai ketua.

Satu-satunya rintangan yang tersisa untuk menutup kesepakatan itu adalah mencatatkan saham perusahaan baru, yang disebut Stellantis.

Perusahaan mengharapkan itu akan diselesaikan 16 Januari, dengan saham dalam perdagangan perusahaan gabungan pada 18 Januari di Milan dan Paris dan 19 Januari di Bursa Efek New York.

Saham Fiat Chrysler naik 0,2% di New York pada Senin pada $18,13, sementara Peugeot naik 1,7% menjadi 22,75 euro.

Fiat Chrysler hari Senin mengumumkan bahwa pemegang sahamnya pada 15 Januari akan mendapatkan pembayaran tunai khusus senilai 1,84 euro ($2,26) per saham biasa setelah merger ditutup. Pembayaran tersebut akan menelan biaya 2,9 miliar euro ($3,56 miliar).

Perusahaan baru ini akan memiliki kapasitas untuk memproduksi 8,7 juta mobil setahun, di belakang Volkswagen, Toyotak, dan Renault-Nissan, dan menghasilkan penghematan tahunan sebesar 5 miliar euro.

Perkawinan antara rival Italia-Amerika dan Prancis dibangun di atas janji penghematan biaya di industri yang haus modal selama pergeseran teknologi ke powertrains listrik dan kendaraan otonom.

Baca juga: Fiat Chrysler produksi Jeep, Alfa Romeo listrik di Polandia

Baca juga: Carlos Tavares pimpin Stellantis, hasil merger Fiat-PSA

Baca juga: Stellantis, buah merger Fiat Chrysler dan Peugeot
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021