Hanoi (ANTARA) - Vietnam telah setuju untuk membeli 30 juta dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh AstraZeneca Plc, kata pemerintah pada Senin.

Pemerintah Vietnam pun menyampaikan bahwa pihak berwenang juga berusaha untuk membeli vaksin COVID-19 dari sumber lain, termasuk Pfizer Inc.

Negara Asia Tenggara itu sebelumnya telah setuju untuk mendapatkan vaksin Sputnik V buatan Rusia meskipun juga mengatakan tidak akan terburu-buru untuk mencapai kesepakatan vaksin tersebut, dengan alasan potensi biaya keuangan yang tinggi. Selain itu, Vietnam telah berhasil menahan wabah virus corona menjadi hanya 1.494 kasus, dengan 35 korban jiwa.

Vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Oxford University lebih murah daripada vaksin yang lain dan dapat disimpan pada suhu lemari es, yang membuatnya lebih mudah untuk diangkut dan digunakan, terutama di negara-negara berkembang.

"Kami telah menandatangani kesepakatan untuk menjamin pasokan vaksin AstraZeneca untuk 15 juta orang, yang setara dengan 30 juta dosis," kata wakil menteri kesehatan Truong Quoc Cuong pada rapat pemerintah.

Vietnam juga sedang dalam pembicaraan untuk membeli vaksin dari Pfizer Inc, Sputnik V Rusia dan China, kata wakil menteri kesehatan Vietnam. Namun, Cuong tidak menyebutkan nama kandidat vaksin buatan China.

Cuong juga mengatakan Vietnam akan memenuhi syarat untuk membeli vaksin dari program COVAX Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mencakup 16 persen, atau 15,6 juta dari hampir 98 juta populasinya. Namun, dia menyebutkan bahwa informasi lebih lanjut tentang hal itu baru akan tersedia pada kuartal pertama.

Vietnam, yang belum memberikan persetujuan regulasi formal untuk vaksin apa pun, juga mengembangkan vaksin buatan sendiri di dalam negeri.

Vietnam telah melakukan uji coba vaksin 'Nano Covax' pada manusia dan vaksin kedua yang dibuat di dalam negeri yang diharapkan mulai menjalani uji klinis pada manusia bulan ini.

Vietnam pada Agustus mengatakan telah menandatangani kesepakatan untuk pasokan 50 juta hingga 150 juta dosis vaksin Rusia, meskipun waktu pengirimannya masih belum jelas.

Sumber: Reuters


Baca juga: Vaksinolog ingatkan butuh waktu bentuk kekebalan setelah vaksinasi

Baca juga: PM al-Khasawneh: Yordania amankan 3 juta dosis vaksin COVID-19

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021