Beijing (ANTARA) - Warga negara China menggunakan hasil tes COVID-19 palsu agar bisa pulang dari Moskow, Rusia.

Kedutaan Besar China di Rusia dalam pernyataan persnya pada Rabu mengungkapkan bahwa pria bermarga Huang telah ditolak izin naik pesawat dari Moskow menuju China pada pertengahan Desember karena hasil tesnya positif.

Namun Huang bertemu warga China lainnya bermarga Zheng untuk membayar hasil tes negatif COVID-19 sebagai prasyarat terbang ke negaranya.

Dengan bekal hasil tes palsu itu Huang berhasil naik pesawat pada 17 Desember.

Baca juga: Warga Beijing dianjurkan tak liburan ke luar kota setelah kasus baru
Baca juga: Beijing perpanjang masa karantina pendatang menjadi 21 hari


Namun, saat dites di bandara kedatangan di China, hasilnya positif.

Pihak Kedutaan China menyatakan tindakan Huang dan Zheng telah mengancam kesehatan penumpang lainnya di pesawat yang sama dan menghalangi upaya anti-epidemi pemerintah setempat.

Oleh sebab itu, pihaknya mengingatkan kepada para penumpang agar mematuhi kebijakan anti epidemi yang telah ditetapkan oleh pemerintah China.

Meskipun mendapatkan perlakuan medis, penumpang tersebut bakal dikenai sanksi hukum yang berlaku, tulis media resmi di China.

Sejak Juli, pemerintah China mewajibkan siapa pun yang hendak memasuki negaranya dari luar negeri untuk melampirkan hasil tes usap negatif dari institusi kesehatan yang ditunjuk, maksimal 48 jam sebelum terbang.

Mulai November syaratnya ditambah lagi dengan kewajiban tes serum IgM. Setelah itu, calon penumpang baru mendapatkan sertifikat kesehatan dari perwakilan pemerintah China.

Setibanya di China, para penumpang pesawat dari luar negeri wajib menjalani karantina selama 14 hari di hotel yang ditentukan dan tes usap sebanyak empat kali.

Beberapa daerah di China, termasuk Beijing, mempersyaratkan penambahan waktu karantina mandiri antara tujuh hingga delapan hari, setelah ditemukan kasus positif pada orang yang selesai menjalani karantina wajib 14 hari. 

Baca juga: Vaksin COVID-19 Sinopharm 79 persen efektif, cari persetujuan di China
Baca juga: China beberkan metode inaktif untuk vaksin COVID-19

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020