target 70 orang per hari dalam 10 hari maka ada 700 orang yang melakukan 'rapid test' antigen
Bandung (ANTARA) -
Terminal Leuwipanjang Kota Bandung menyediakan 700 alat tes cepat usap antigen gratis untuk calon penumpang maupun sopir dan kernet bus yang beroperasi di terminal itu.
 
Kepala Terminal Leuwipanjang Asep Hidayat mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung melaksanakan tes cepat antigen yang diprioritaskan untuk penumpang tujuan Jakarta atau wilayah lainnya yang mewajibkan membawa hasil tes cepat antigen.

Baca juga: Pemkot imbau warga luar tes cepat antigen sebelum masuk ke Bandung
 
"Dengan target 70 orang per hari dalam 10 hari maka ada 700 orang yang melakukan rapid test antigen," kata Asep di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
 
Menurutnya, di terminal tersebut pihaknya juga menyediakan ruang isolasi guna menangani apabila ada orang yang terindikasi terinfeksi COVID-19 berdasarkan tes cepat antigen itu.

Baca juga: Satgas COVID-19 sempurnakan regulasi pengawasan pelaku perjalanan
 
Meski menyedakan tes cepat, dia memastikan para calon penumpang juga diwajibkan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dengan ketat. Di antaranya menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan tidak berkerumun.
 
Di Terminal Leuwipanjang sendiri, dia mengatakan ada sekitar 250 hingga 300 bus yang beroperasi. Angka tersebut menurun dari biasanya, karena pada kondisi normal ada hingga 350 lebih bus yang beroperasi.

Baca juga: Moeldoko minta tak ada kerumunan dan kemacetan libur akhir tahun
 
Jurusannya pun beragam, mulai dari antarkota dalam provinsi (AKDP) hingga antarkota antarprovinsi (AKAP). Di masa adaptasi kebiasaan baru ini, bus diperbolehkan beroperasi hingga pukul 20.00 WIB.
 
Ia mengimbau kepada masyarakat calon penumpang bus agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat sebelum perjalanan.

Baca juga: Polisi cek gereja di Bandung pastikan protokol kesehatan diterapkan
 
Menurutnya, masih banyak ditemukan warga yang melanggar protokol kesehatan, seperti tidak menggunakan masker dengan benar, ataupun tidak menjaga jarak di dalam bus.
 
"Wajib pakai masker, jaga jarak tempat duduk agar berselang-seling, tidak banyak bicara dalam bis, banyak cuci tangan atau pakai hand sanitizer," kata Asep.

Baca juga: Wali Kota Bandung minta tak ada perayaan tahun baru sebabkan keramaian

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020