Wamena (ANTARA) - Seorang tokoh masyarakat Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua, Yanes Alitnoe, minta dua pasangan kandidat yang berkompetisi pada Pilkada 2020 jangan menimbulkan konflik horizontal di antara masyarakat setempat.

Alitnoe di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan, saat ini terjadi pemalangan akses jalan darat dari Jayawijaya-Yalimo akibat ketidakpuasan masyarakat terkait ulah salah satu pasangan kandidat.

"Saya harap tidak boleh memunculkan konflik horozontal antara masyarakat dengan masyarakat atau pendukung dengan pendukung," katanya.

Baca juga: KPU Kabupaten Yalimo segera jemput hasil rekapitulasi dua distrik

Warga Distrik Abenaho yang juga mantan ketua KPUD Kabupaten Yalimo itu mengatakan, masyarakat Abenaho menolak melakukan pleno distrik setempat karena salah satu pasangan kandidat menghambat pleno distrik di Distrik Welarek.

"Akibat dari itu masyarakat palang dan akses sampai hari ini transportasi dari Elelim (Yalimo) ke Wamena (Jayawijaya) dan sebaliknya tidak bisa. Itu situasi yang di lapangan," katanya.

Ia mengatakan dari pleno tingkat distrik yang sudah berjalan lancar, pasangan nomor urut satu unggul. "Rekapitulasi perolehan suara untuk Distrik Elelim itu nomor urut satu unggul. Distrik Benawa, Distrik Apalalapsili juga unggul pasangan nomor urut 1," katanya.

Baca juga: KPU Yalimo distribusi logistik dengan pesawat dan helikopter

Aloysius Renwarin, penasehat hukum salah satu pasangan calon bupati Yalimo, mengatakan, tindakan memblokir perhitungan suara di Distrik Welarek itu harus segera dibuka.

"Ini demokrasi sebab perhitungan suara sudah dilakukan Tanggal 9 Desember kemarin, sehingga tidak ada istilanya blokir-memblokir hasil perhitungan suara itu sehingga tidak bisa dibawa ke pusat kota," katanya.

Ia mengharapkan upaya salah satu calon bupati di Distrik Welarek segera dibuka agar saksi dari masing-masing calon bisa hadir untuk menyaksikan perhitungan dan selanjutnya diantar untuk diplenokan pada tingkat kabupaten.

Baca juga: Pilkada di lima distrik Yalimo dikawal 225 polisi

"Saya harap di Welarek dibuka ruang demokrasi yang baik. Suara yang sudah dibagi sesuai dengan hasil hati nurani rakyat itu yang diumumkan. Tidak ada rekayasa baru yang dibuat sebab ketika ada rekayasa baru, itu pidana Pemilu," katanya.

Kepala Polres Yalimo yang hendak dihubungi melalui sambungan telepon seluler untuk mengklarifikasi pemalangan di Abenaho belum dapat terhubung. Adapun Ketua KPUD Yalimo, Yehemia Walianggen, yang juga dihubungi belum dapat tersambung.

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020