Jakarta (ANTARA) - Perusahaan energi Shell mengajak generasi muda untuk berinovasi dan mencari solusi energi di masa depan melalui gelaran Shell Eco-marathon (SEM) yang rutin dihelat tahunan sejak 1985.

Indonesia telah berpartisipasi dalam SEM Asia sejak 2010, serta mengasah sejumlah talenta cerdas dan inovatif dalam menciptakan solusi konservasi energi secara keseluruhan, salah satunya melalui moda transportasi dengan energi yang efisien.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, melihat program Shell Eco-marathon yang diikuti mahasiswa Indonesia sejalan dengan rencana Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024 yang juga mengutamakan pengembangan riset dan teknologi di sektor energi sebagai salah satu prioritas utama.

"Shell Eco-marathon menjadi langkah tepat dalam mendorong inovasi di kalangan pelajar dan mahasiswa, memberi warna pada pengembangan riset untuk memecahkan berbagai permasalahan energi masa depan dan menumbuhkan semangat untuk berani berkompetisi di kancah global bagi generasi muda," kata Bambang Brodjonegoro dalam siaran pers Shell Indonesia, Selasa.

"Kemenristek melihat bahwa ajang Shell Eco-marathon telah menjadi tolak ukur dan inspirasi bagi Indonesia dalam menggagas kompetisi serupa di tingkat nasional, yaitu dalam Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) dengan harapan akan mencetuskan kompetisi-kompetisi lain demi mengembangkan penemuan baru di berbagai bidang,” ucap Bambang Brodjonegoro.

Baca juga: Shell pertahankan pangsa pasar global, jual 5 milyar liter pelumas

Baca juga: Mobil listrik mini Hyundai untuk pasien anak


Shell Eco-marathon menawarkan format kompetisi pelajar dan mahasiswa untuk mendesain, membangun dan menguji mobil-mobil hemat energi yang kemudian dipertandingkan di lintasan balap. Bukan kecepatan yang diuji, tapi seberapa efisien energi yang dipakai.
Led by the winning team of Team SEMAR URBAN UGM INDONESIA, #507, from Universitas Gadjah Mada, Indonesia, competing under the UrbanConcept - Gasoline category, the top 3 cars from the Drivers' World Championship line up on the final day of Shell Make The Future Singapore at the Changi Exhibition Centre, Sunday, March 11, 2018 in Singapore. (Edwin Koo/AP Images for Shell) (AP/Edwin Koo)


Konsep yang ditawarkan Shell Eco-marathon menjadi langkah untuk mempersiapkan generasi muda untuk bisa menghadirkan solusi dari tantangan energi, dengan mengedepankan efisiensi bahan bakar dan transisi energi.

"Dalam perjalanan 10 tahun partisipasi Indonesia di SEM, kita patut bangga dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang terlibat yaitu sebanyak lebih dari 200 persen dan jumlah partisipasi kampus yang hanya empat di tahun 2010 menjadi lebih dari 25 institusi pendidikan pada 2020," kata President Director & Country Chair Shell Indonesia Dian Andyasuri.

Partisipasi mahasiswa dari berbagai universitas di penjuru Indonesia menghadirkan sederet kendaraan hemat energi yang memukau khalayak dunia dalam kompetisi global kendaraan hemat energi Drivers’ World Championship (DWC) sebagai perwakilan regional Asia.

Dalam kesempatan yang berbeda, tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di tahun 2018 dan tim Bumi Siliwangi 4 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tahun 2016 bahkan berhasil meraih gelar juara dengan mengalahkan tim pesaing dari Kanada, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa.

Pencapaian tim-tim Indonesia sampai saat ini telah menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia adalah generasi yang cerdas, kreatif, kompetitif, gigih, dan inovatif.

Salah satu cerita mengenai semangat pantang menyerah dan keinginan untuk berkompetisi digambarkan oleh Tim Antasena (ITS) yang mengembangkan kendaraan roda empat hidrogen fuel-cell untuk berlomba di Shell Eco-marathon. Mengembangkan kendaraan hidrogen tidaklah mudah, mengingat teknologi dan infrastruktur di Indonesia yang masih terbatas dalam hal pemanfaatan hidrogen.

“Hidrogen ini merupakan bahan bakar yang sangat menjanjikan untuk masa depan karena jumlahnya yang melimpah, sangat efisien, tidak menghasilkan emisi, tidak beracun, dan dapat diproduksi dari sumber daya terbarukan," kata Ario Bhismo Nugroho, Manajer Tim ITS Antasena.

Semangat menjadi yang terbaik juga ditunjukkan Tim Bumi Siliwangi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang mengembangkan mobil berteknologi internal combustion engine dan battery electric.

Mereka menghadirkan kendaraan hemat energi yang ditenagai baterai listrik untuk menjadi juara kedua di Shell Eco-marathon Asia 2016 pada kategori Battery Electric dan menjadi juara pertama di kompetisi global Shell Eco-marathon Drivers’ World Championship 2016.

"Akhirnya mimpi-mimpi kami ini terbayar dengan menjadi juara di ajang Shell Eco-marathon Asia dan keluar sebagai pemenang di Drivers' World Championship 2016," ungkap Kusyandi, Manajer Tim Bumi Siliwangi.

Baca juga: Audi VW akan luncurkan 8 mobil listrik di Korea Selatan pada 2023

Baca juga: VW ujicoba wallbox pengisi daya mobil listrik

Baca juga: Renault Zoe mobil listrik terlaris di Eropa
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020