Jakarta (ANTARA) - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) terus berupaya mendigitalisasikan aksara nusantara ke dalam format internationalize domain name (IDN), yang bisa diakses dan dipergunakan di internet.

IDN merupakan nama domain untuk bahasa lokal atau aksara tiap daerah atau negara. Nama domain ini bersifat khusus, karena tidak menggunakan huruf latin yang merupakan kode dari American Standard Code for Information Interchange (ASCII).

Yudho Giri Sucahyo, Ketua PANDI mengatakan bahwa upaya ini dilakukan untuk melestarikan budaya Indonesia. Untuk itu, PANDI membuat program khusus bertajuk Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara.

"Ini merupakan perjuangan panjang kita punya 718 bahasa daerah dan sekarang di Unicode hanya 10 yang terdigitasi," kata Yudho Giri Sucahyo dalam acara peluncuran Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara di Jakarta, Sabtu malam.

Baca juga: PANDI gelorakan penggunaan aksara Lontara lewat lomba buat laman

Baca juga: PANDI kolaborasi dengan PPI dalam Program Merajut Nusantara

Yudho mengatakan bahwa keberadaan IDN di era digitalisasi saat ini dirasa penting, mengingat pertumbuhan pengguna internet dunia yang semakin pesat.

Ditambah masyarakat internet terbiasa memakai huruf latin untuk menulis ataupun mengetik. Bukan tidak mungkin, ke depan aksara daerah di Indonesia akan punah apabila tidak dilestarikan.

Lebih lanjut, Yudho mengatakan bahwa PANDI dalam mewujudkan program ini juga menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, komunitas, hingga lembaga akademis dan non akademis.

"Kami mulai dengan identifikasi siapa saja pegiat aksara langsung ke kantongnya. Ternyata di Jogja ada komunitas yang melakukan WhatsApp dengan aksara Jawa," ujar Yudho Giri Sucahyo.

Menurut Yudho, program ini juga mendapat dukungan penuh dari UNESCO dalam kaitannya terhadap pelestarian budaya. Ke depannya PANDI juga akan bekerja sama dengan UNESCO dalam hal pelestarian aksara Nusantara.

"Ini adalah sebuah perjalanan yang luar biasa dalam setahun ini dan alhamdulillah kita sudah mendapatkan berbagai surat dukungan dan ini sebuah amunisi dan bekal untuk kemudian kita bersama-sama memberikan sinyal kekayaan budaya Indonesia," imbuhnya.

Program pelestarian aksara melalui digitalisasi ini juga mendapat dukungan penuh dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)

"Ini adalah waktu yang tepat pada saat kita melakukan transformasi digital di mana suatu proses yang tidak bisa kita elakan," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam sambutannya.

Semuel mengatakan bahwa untuk membangun membangun karakter bangsa perlu mengenal budaya dan nilai yang dimiliki, salah satunya dengan upaya mendigitalisasikan aksara nusantara.

"Kominfo sangat mendukung dan berharap semoga ini agar terus berkelanjutan," paparnya.

PANDI saat ini juga tengah mengadakan lomba membuat website dengan konten aksara daerah yang sudah berjalan di beberapa daerah, seperti jawa, sunda, bali dan makassar.

Selain itu, PANDI juga telah menyiapkan website www.merajutindonesia.id yang menyajikan konten seputar aksara nusantara mulai dari sejarah, proses digitalisasi hingga font aksara nusantara.

Baca juga: Lomba website PANDI berlanjut ke aksara Lontara

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020