Denpasar (ANTARA) - Provinsi Bali mengekspor 12 ton bawang merah senilai 18 ribu dolar AS ke Singapura sebagai upaya menggeliatkan ekonomi di Pulau Dewata di tengah pandemi COVID-19.

"Kegiatan ini merupakan rangkaian dari pelepasan ekspor produk Indonesia yang bernilai tambah dan sustainable ke pasar global secara serentak," kata Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Sidharta Utama di sela-sela pelepasan ekspor tersebut di Denpasar, Jumat.

Pelepasan ekspor Bali bersama 16 provinsi lainnya di Tanah Air itu dipimpin Presiden Joko Widodo secara virtual dari Istana Negara serta Kementerian Perdagangan dari Lamongan, Jawa Timur

Khusus untuk Provinsi Bali, Sidharta mengatakan terdapat satu perusahaan yakni PT Rimbun Alam Dewata yang memberangkatkan produk lokal Bali.

Baca juga: Wagub Bali: Sektor pertanian bisa jadi penunjang industri pariwisata

Baca juga: Menko Perekonomian dorong UMKM Bali manfaatkan KUR tingkatkan ekspor


"Kami harapkan ke depannya makin banyak lagi produk yang bisa diekspor serta melibatkan lebih banyak pihak swasta yang bisa berkontribusi menyalurkan produk lokal Bali," ucapnya.

Sidharta menambahkan, dengan adanya pandemi COVID-19 tentunya industri pariwisata Bali sangat terpukul dan perlu ada aktivitas lain yang bisa menutupi berkurangnya aktivitas pariwisata. "Di sinilah peran ekspor tersebut jadi sangat penting," ujarnya.

Sidharta juga berharap ke depannya ekspor barang produksi lokal Bali akan terus meningkat dan pemerintah disebutnya akan terus mendorong UMKM di Bali untuk mampu menembus pasar ekspor.

"Tentunya di sini kementerian Perdagangan akan terus melakukan dukungan dan fasilitasi kepada pemerintah daerah," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali I Wayan Jarta menyebut sebenarnya potensi produk holtikultura seperti bawang merah di Bali cukup besar dan sangat potensial untuk ditingkatkan lagi ke depannya.

"Menurut data tahun 2019, produksi bawang merah kita ada di angka 19.800 ton dan angkanya terus meningkat di 2020. Harapan kami tentu dengan adanya ekspor ini akan menggairahkan lagi masyarakat khususnya petani untuk membudidayakan bawang merah, dengan tujuan pasar ekspor," kata Jarta.

Di samping bawang merah, Bali juga punya banyak produk lokal yang sudah masuk ke pasar global di periode yang berdekatan yakni cengkih sebanyak 14 ton ke Amsterdam (Belanda), manggis sebanyak 5 ton ke China, kopi 500 kilogram ke Dubai (UEA), arak Bali sebanyak 5 box ke California (USA).

Karel Ruing dari PT Rimbun Alam Dewata mengaku kesempatan melakukan ekspor produk komoditas pertanian seperti ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa Bali juga punya sisi lain selain pariwisata.

"Jadi sebenarnya ini momen yang baik untuk Bali bahwa ada bidang-bidang lain yang bisa dikedepankan selain pariwisata. Kami merasa bersyukur bisa ambil bagian dalam kegiatan ini. Terima kasih kepada pemerintah pusat dan daerah yang memfasilitasi," katanya.*

Baca juga: Menkop ingin percepat pusat UMKM Indonesia di Bali

Baca juga: Ekspor Bali tujuan Australia turun 66,76 persen

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020