Semarang (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak para penyintas COVID-19 yang sudah sembuh untuk mendonorkan plasma darahnya untuk membantu pasien lain yang sedang berjuang sembuh.

Hal itu disampaikan Ganjar di Semarang, Jumat, usai mendapat pesan dari salah satu teman bersepedanya Dokter Khoirul Hadi yang saat ini terbaring di ICU RSUD dr. Moewardi, Kota Surakarta, karena positif COVID-19.

"Dokter Hadi itu dokter yang cukup aktif. Ia yang membuat alat UV yang waktu itu saya diminta untuk pakai, beliau sudah cerita sejak awal bagaimana kita harus menyikapi. Nah ternyata dia positif dan ia membuka diri," kata Ganjar.

Baca juga: Calon Wali Kota Semarang donorkan plasma darah untuk pasien COVID

Dokter Hadi mengirimkan sebuah video untuk disampaikan kepada publik yang kemudian diunggah oleh Ganjar di akun media sosialnya.

Dalam video tersebut Dokter Hadi menjelaskan bagaimana kondisinya saat masuk ke ruang ICU sampai kondisi terkini setelah menerima dua kali donor plasma konvalesen.

"Kemarin cerita sudah disuntikkan plasma konvaselen itu dan merasa baik maka ia mengirim videonya untuk disampaikan ke publik. Minta ke saya agar ajak orang untuk berdonor. Saya kira ide itu bagus maka saya unggah dan jadi ramai," ujarnya.

Setelah video itu diunggah, Ganjar mendapat banyak komentar positif dari warganet, bahkan ada yang mengaku sebagai salah seorang penyintas COVID-19 dan ingin menyumbangkan darah untuk diambil plasma darahnya.

"Tadi ada yang bilang pernah positif (COVID-19) dan mau mendonorkan. Posisinya tidak di Jateng, di luar Jateng sepertinya. Kalau serius nanti akan disiapkan dan kami juga ajak komunikasi untuk menyiapkan semuanya. Kalau itu bisa berjalan akan menjadi cukup bagus," katanya.

Baca juga: Plasma darah konvalesen kurang membantu pasien COVID-19 sembuh

Menurut Ganjar, donor plasma konvaselen ini sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu bahkan sudah banyak juga penyintas COVID-19 yang melakukannya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, lanjut Ganjar, donor plasma konvaselen itu menurut dokter bagus dan lebih mudah, tapi memang diperlukan banyak darah untuk diambil plasma konvaselen dan kemudian disuntikkan kepada pasien yang positif COVID-19.

"Ternyata kita butuh kuantitas yang banyak maka dengan banyak yang sembuh maka kita butuh publik untuk donor," ujarnya.

Baca juga: PMI: 200 pasien telah jalani terapi plasma konvalesen

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020