Batam (ANTARA) - Kedutaan Besar di Singapura mengajak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah menangkap peluang ekspor holtikultura ke negara Singa.

"UMKM banyak di holtikultura. Kita negara agraris, buah dan sayur melimpah. Mari tembus pasar Singapura," kata Atase Perdagangan KBRI Singapura, Rumaksono dalam webinar peluang bisnis Al Ahmadi Entrepreneurship Centre, Jumat.

Ia mengatakan Singapura sangat bergantung pada makanan yang diimpor. Negara Singa itu memenuhi kebutuhan pangannya dari seluruh dunia, seperti China, Polandia, Australia, India, bahkan Belanda.

Menurut dia, sebagai negara kaya, Singapura bisa membeli bahan pangan dari mana saja. Dan itu adalah peluang yang harus ditangkam UMKM asal Indonesia.

Indonesia termasuk dalam 12 besar negara pemasok bahan makanan ke Negara Jiran itu. Namun, masih terbatas pada minyak masak, ikan, sayuran, dan susu.

"Peluang masih besar," kata dia.

Untuk memasuki pasar Negara Singa, ia mengingatkan pelaku UMKM harus memiliki daya saing. Mulai dari harga, kualitas, kuantitas dan konsistensi.

Ia juga mengingatkan, tidak semua makanan dan bahan pangan bisa diekspor dari Indonesia ke Singapura. Daging dan telur termasuk yang belum boleh. Sedangkan untuk ayam, buah, sayur, dan ikan, diizinkan.

Rumaksono juga mengingatkan, apabila pelaku UMKM Indonesia hendak ekspor ke Singapura, maka harus memastikan rekan kerja yang telah memiliki lisensi dari Singapore Food Agency, agar bisa lancar.

Selain itu, untuk makanan, maka produk juga harus mengikuti aturan pelebelan yang berlaku, seperti pencantuman nama produk, informasi bahan yang terkandung, waktu kedaluarsa, dan lainnya.

 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020