Jakarta (ANTARA) - Perusahaan transportasi berbasis aplikasi AS, Uber Technologies Inc, pada hari Kamis (3/11) waktu setempat meminta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk memprioritaskan mitra driver baik untuk layanan penumpang maupun barang sebagai prioritas sasaran pemberian vaksin COVID-19.

Perusahaan, dalam sebuah surat kepada Komite Penasihat CDC untuk Praktik Imunisasi, mengatakan bahwa para pengemudi menyediakan transportasi penting bagi pekerja penting dan membantu orang lain untuk tinggal di rumah dan memesan makanan.

Baca juga: Uber beri kompensasi pengemudi yang didiagnosis virus corona

"Akses awal ke vaksin akan membantu pengemudi dan pengiriman barang terus memainkan peran penting mereka sambil juga mengurangi risiko bahwa mereka mungkin secara tidak sengaja tertular, atau mungkin menularkan, virus," kata surat itu, yang ditandatangani oleh kepala urusan federal Uber, Danielle Burr, seperti dilaporkan Reuters.

Surat itu datang ketika beberapa kelompok industri, termasuk di produksi pangan, pertanian, barang konsumsi dan industri angkutan truk, meminta pejabat untuk memprioritaskan pekerjanya untuk distribusi vaksin lebih awal dibanding orang lain.

Pejabat pemerintah AS telah mengatakan bahwa hingga 20 juta orang dapat divaksinasi pada akhir tahun 2020, tetapi akan memakan waktu hingga pertengahan 2021 bagi kebanyakan orang Amerika untuk mendapatkan akses ke inokulasi yang efektif.

Komite Penasihat CDC sedang menyusun rekomendasi untuk siapa yang harus diprioritaskan untuk distribusi, dan mereka mengatakan petugas perawatan kesehatan dan penghuni fasilitas perawatan jangka panjang harus menerima vaksin terlebih dahulu.

Baca juga: Uber dilaporkan jual divisi swakemudi

Baca juga: Uber berencana perluas layanan "ride-hailing" di di Quebec

Baca juga: Uber PHK lebih 3.000 pekerja, akan tutup sebagian kantor
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020