Kupang (ANTARA) - Pakar Komunikasi dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Prof Dr Alo Liliweri mengemukakan upaya mewujudkan penguatan karakter peserta didik dalam penerapan sistem pembelajaran daring hanya berbeda dari sisi cara mewujudkannya.

"Penguatan karakter peserta didik tetap bisa dilakukan dalam sistem belajar daring, hanya cara mewujudkannya saja yang berbeda dengan belajar tatap muka," katanya ketika dihubungi di Kupang, Rabu.

Dia mengemukakan pandangan itu menjawab pertanyaan terkait penguatan karakter anak didik dengan tantangan belajar yang masih melalui daring akibat pandemi virus Corona baru atau COVID-19.

Baca juga: Akademisi: Kolaborasi guru-orang tua penting dalam penguatan karakter

Ia mengatakan penguatan karakter peserta didik memang lebih efektif dilakukan dalam pembelajaran tatap muka di kelas karena pendidik bisa memantau secara langsung perkembangan sikap dan prilaku peserta didik.

Namun hal ini juga tetap bisa dilakukan dalam sistem daring karena mata pelajaran seperti pendidikan agama, kewarganegaraan, moral, dan lainnya tetap bisa diajarkan.

Pada titik ini, lanjut Liliweri, dibutuhkan strategi dari pengajar atau dosen dalam memberikan pelajaran dengan menggunakan indikator tertentu untuk menilai perubahan peserta didik dari sisi pengetahuan, sikap, dan prilaku.

"Misalnya pendidik atau dosen bisa memberikan materi visual berupa gambar atau video untuk mengetahui perasaan, sikap, peserta didik terhadap sesuatu," katanya.

Aspek lain seperti kedisiplinan dan tanggung jawab tetap juga bisa diuji dalam proses belajar daring seperti mengerjakan tugas, mengikuti pelajaran, dan sebagainya.

Baca juga: Pembelajaran daring bukan alasan abaikan penguatan karakter

Dosen Pascasarjana Undana itu mengatakan, sistem pembelajaran secara daring pada prinsipnya menuntut pendidik atau dosen untuk menyiapkan ulang berbagai materi pelajaran yang sesuai untuk membentuk karakter peserta didik.

Ia menambahkan, selain perubahan metode pembelajaran, penguatan karakter peserta didik juga dapat berjalan melalui sinergitas yang kompak antara guru dengan orang tua.

Komunikasi intensif antara pendidik dengan orang tua/wali sangat diperlukan guna mengevaluasi perkembangan peserta didik termasuk menentukan langkah atau strategi yang tepat dalam menguatkan karakter mereka menjadi generasi yang pancasilais, katanya.***3***

Baca juga: Pengamat : Belajar daring bukan kendala penguatan karakter
Baca juga: Pembelajaran saat pandemi di Papua mesti kedepankan penguatan karakter
Baca juga: Kemenag: Guru madrasah perkuat pendidikan karakter di era teknologi

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020