Kabul (ANTARA News) - Seorang pejabat Afghanistan Senin mengatakan, seorang pria telah ditahan setelah berusaha memecahkan jendela dan membuka pintu darurat pesawat penumpang yang tampaknya berupaya memaksa turun pesawat tersebut.

Tak lama setelah pesawat Ariana Afghan Airlines dari Kabul menuju ke kota Iran, Mashhad, lepas landas, Ahad, pria tersebut mulai menendang jendela dan membuka pintu keluar darurat, kata Moeen Khan Wardak, kepala penerbangan milik negara itu.

"Dia memecahkan sisi dalam jendela dan berusaha membuka pintu darurat pesawat dengan menendangnya," kata Khan.

Ia menambahkan, bahwa sebilah pisau telah disita dari lelaki itu sebelum memasuki pesawat.

Khan mengatakan, insiden tersebut tampaknya akan berusaha melakukan "serangan teroris".

Pasukan keamanan di atas pesawat menahan pria itu, yang kemudian diserahkan ke dinas intelijen untuk selanjutnya diperiksa di bandara, di kota selatan Kandahar, katanya.

Seorang anggota awak penerbangan, yang minta tak disebut namanya, mengatakan, orang itu mengatakan kepada penjaga keamanan bahwa dia bermaksud untuk mendapatkan pisau di dalam pesawat.

"Para petugas keamanan yang melakukan perjalanan dengan kami menahan dia, memborgolnya dan membawanya ke belakang pesawat," kata anggota awak pesawat kepada AFP.

"Mereka bertanya kepadanya apa yang dia akan lakukan. Dia mengatakan `Jika saya memiliki pisau saya akan akan memberi pelajaran kepada anda semua,` katanya, mengutip pernyataan pria yang ditahan itu.

Lelaki tersebut juga mengatakan, dia `muak dengan hidup saya,` kata anggota awak penerbangan itu.

Jika benar dia akan berupaya melakukan serangan teror, hal ini adalah insiden semacam pertama di Afghanistan sejak serangan-serangan 11 September 2001 terhadap kota-kota Amerika Serikat, yang dikatakan diorganisasikan oleh Al Qaida dari Afghanistan.

Khan mengatakan, pemeriksaan awal menunjukkan "pria setidaknya tidak gila atau sakit jiwa".

Penyelidikan terus dilakukan, menurutnya.

Dia menambahkan, "Dari apa yang kami lihat dia sedang melakukan sesuatu, yang tampaknya berusaha melakukan serangan teroris."

Afghanistan diganggu oleh meningkatnya pemberontakan yang dipimpin Taliban. Lebih dari 130.000 tentara asing yang dipimpin AS ditempatkan di negara itu, dan 20.000 lainnya akan disebarkan Agustus depan.

Reuters/H-AK/A023

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010