Pariwisata adalah sektor yang paling terdampak dari pandemi COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya mendorong mobilitas wisatawan melalui program Big Promo sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata Indonesia.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional 1 Kemenparekraf Vinsensius Jemadu di Jakarta, Selasa, mengatakan, Kemenparekraf telah melakukan banyak hal untuk memulihkan sektor pariwisata yang terdampak COVID-19.

“Pariwisata adalah sektor yang paling terdampak dari pandemi COVID-19. Jumlah wisatawan menurun drastis. Bukan hanya wisatawan mancanegara, tapi juga wisatawan dalam negeri,” katanya.

Untuk itu sejumlah strategi dijalankan untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif salah satunya melalui Big Promo yang mengusung hastag #DiIndonesiaAja.

Salah satu program yang diluncurkan adalah Big Promo dan dukungan pameran, Familirazation Trip dengan media, tour travel, selain itu juga kerja sama dengan maskapai, kerja sama dengan travel online seperti Traveloka, Blibli, dan Mister Aladdin.

“Salah satunya juga adalah Big Promo. Program ini dijalankan oleh Kemenparekraf yang bertujuan membantu bergeraknya perekonomian melalui sektor pariwisata dengan memberikan insentif melalui paket-paket wisata yang ditawarkan oleh industri travel agent/tour operator (TATO), restoran, atraksi (spa dan golf), serta sektor UMKM berupa industri kreatif lokal,” katanya.

Namun, ia menjelaskan program ini bersifat sangat direktorat, dan bukan masif secara nasional. Lingkupnya pun masih di 12 destinasi yang ada di Indonesia.

Vinsensius Jemadu menambahkan, di samping upaya-upaya yang sudah berjalan tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki strategi lain, yaitu menggiatkan kembali wisatawan dalam negeri.

"Caranya dengan memberikan stimulus kepada pelaku usaha pariwisata. Hal yang perlu dilakukan demi mengantisipasi liburan akhir tahun namun dengan anggaran yang sangat terbatas, adalah fokus menggerakkan perjalanan wisnus di musim liburan Desember," katanya.

Koordinator Pemasaran Regional 1 Area 1 Kemenparekraf, Taufik Nurhidayat, menjelaskan, program yang digagas Kemenparekraf ini memberikan keuntungan langsung bagi pelaku industri pariwisata Indonesia maupun wisatawan dalam negeri itu.

"Keuntungan tersebut berupa potongan harga yang besar dan menarik. Sehingga wisatawan bergairah untuk membeli produk-produk yang jauh lebih murah dari harga normal yang kemudian mampu meningkatkan pendapatan pelaku usaha dari banyaknya transaksi," katanya.

Taufik Nurhidayat menambahkan, program ini hanya berlaku sampai Desember 2020.

"Manfaatkan kesempatan ini dengan baik, agar kita bisa memajukan pariwisata Indonesia, sehingga kita bisa bangkit dari pandemi, dan sektor pariwisata kembali bergeliat dengan memberikan edukasi tetap menjaga protokoler dengan baik," katanya.

Pelaksana Kegiatan, Christine Besinga, menjelaskan program ini terbuka untuk semua pelaku industri pariwisata.

“Program Big Promo ini terbuka untuk seluruh pelaku industri pariwisata dan UMKM di seluruh Indonesia yang ingin menawarkan 12 destinasi tujuan wisata yaitu Joglosemar, Bali, Kepri, Labuan Bajo, Lombok, Medan, Malang, Manado, Belitung, Bromo, Jakarta, dan Bandung,” katanya.

Dalam program Big Promo berupa penyediaan voucher staycation/tour/atraksi Rp225.000 minimal harga paket Rp450.000, lalu voucher makan/restoran 100.000, minimal paket Rp200.000, ada juga voucher UMKM belanja Rp75.000 dengan minimal harga paket produk Rp150.000.

Traveler yang ingin mendapatkan voucher tersebut bisa segera membeli di bigpromo.co.id.

Berdasarkan data BPS, pada 2019 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 16,11 juta. Namun, hingga kuartal terakhir 2020 hanya mencapai 3,56 juta wisatawan. Atau, menurun hingga 77,8 persen.

Pergerakan wisatawan dalam negeri tidak jauh berbeda, pada 2019 mencapai 282 juta kali perjalanan. Sementara hingga mendekati akhir tahun 2020 diperkirakan hanya akan ada 140 juta pergerakan atau mengalami penurunan hingga 50 persen.

Kemenparekraf sudah melakukan berbagai upaya di antaranya melalui program BISA dan pendistribusian sembako bagi pelaku pariwisata yang terdampak di beberapa provinsi. Kemenparekraf juga memfasilitasi akomodasi bagi tenaga kesehatan dan orang tanpa gejala.

Kemenparekraf pun melakukan program Beli Kreatif Lokal atau Bangga Buatan Indonesia, sertifikasi CHSE gratis bagi hotel, restoran atau rumah makan, dan atraksi wisata, dan lain sebagainya.

Baca juga: Ekonom: ketersediaan vaksin jalan pemulihan pariwisata, ekonomi ASEAN
Baca juga: Kemenparekraf dorong pengelola desa wisata terapkan protokol kesehatan

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020