jumlah populasinya paling padat, tanpa sebuah upaya maka korban terbesar itu Jabar
Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Kang Emil menuturkan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Republik Indonesia memproyeksikan Jabar sebagai daerah percontohan dalam hal penanggulangan pandemi COVID-19.

"Secara teori COVID-19 harusnya kami ini paling parah terkena dampak karena jumlah populasinya paling padat, tanpa sebuah upaya maka korban terbesar itu harusnya Jabar," kata Kang Emil usai menerima kedatangan jajaran Wantannas RI di Bandung, Kamis.

Kang Emil mengatakan karena penduduknya terbanyak di Indonesia sehingga Jabar sangat rentan terhadap penularan COVID-19.

Baca juga: Ridwan Kamil dorong anggota TNI jadi relawan penyuntik vaksin COVID-19

Namun Pemprov Jabar dari jauh hari sudah menyiapkan strategi dalam melawan pandemi COVID-19.

Kang Emil mengatakan ada lima prinsip yang ia terapkan dalam penanganan COVID-19 di Jabar dan prinsip pertama adalah proaktif.

Menurutnya, pemerintah daerah harus mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat tetapi tetap berharmoni.

Baca juga: Ridwan Kamil beberkan dinamika COVID-19 dari kluster pesantren

"Proaktif tapi harmoni tidak berbeda sendiri, contohnya Jabar sudah menerapkan siaga 1 sejak bulan Januari sebelum ada kasus pertama. Proaktif kedua jabar daerah pertama yang punya alat PCR saya beli ke Korea jadi kita sudah ngetes duluan di sini, mengeluarkan istilah AKB (adaptasi kebiasaan baru) dan lainnya," kata Kang Emil.

Prinsip kedua adalah transparan. Salah satunya membangun aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) untuk keterbukaan informasi.

"Ketiganya ilmiah, di mana setiap keputusan yang kami buat berdasarkan masukan dari para ahli," ujar Kang Emil.

Prinsip berikutnya yaitu inovatif, di mana industri-industri di Jabar digerakkan untuk fokus melawan COVID-19, antara lain membuat alat ventilator, PCR dan alat pelindung diri.

Baca juga: Guru Besar FK Unpad bantah isu vaksin COVID-19 tidak aman

"Prinsip kelima adalah kolaborasi dengan berbagai pihak atau institusi sebagai salah satu kunci penanganan pandemi COVID-19 di Jabar," ucap Kang Emil.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Wantannas Laksda TNI Harjo Susmoro mengungkapkan tujuan datang ke Jabar adalah untuk mendapatkan data secara langsung. Alasan dipilihnya Jabar karena apapun yang terjadi di Jabar berdampak terhadap nasional.

"Pertimbangan lainnya karena dalam penanganan COVID-19 Jabar menurut kami cukup berhasil," katanya.

Harjo berharap setelah memperoleh data dan informasi yang cukup, Watannas merencanakan menjadikan Jabar sebagai daerah percontoham percepatan penanganan COVID-19 nasional.

Baca juga: Guru Besar Unpad sebut mutasi tak hilangkan manfaat vaksin COVID-19

"Setelah kita mendapatkan validasi dari Jabar terkait bagaimana penanganan COVID-19 bisa sukses, kalau ini bisa ditarik akan bisa jadi model untuk mempercepat penanganan COVID-19 secara nasional," ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan penanganan COVID-19 di Jabar tak lepas dari peran kepemimpinan yang menjadi teladan.

"Saya lihat Pak Gubernur (Jabar) memberikan kepemimpinan yang terbaik melalui keteladanan," ujar Harjo.

Baca juga: Ade Yasin positif corona, puluhan ASN Bogor jalani tes usap COVID-19

Wantannas bertugas membuat rancangan tentang kebijakan yang selanjutnya akan diserahkan kepada Presiden selaku Ketua Wantannas.

"Kami bertugas membantu Presiden untuk merumuskan penetapan kebijakan strategis, kami datang ke Jabar untuk kajian kewilayahan, tugasnya mengamati, mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi setiap persoalan," ujar Harjo.

Baca juga: Pemprov Jabar ungkap 5 orang positif COVID-19 saat libur panjang

 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020