Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memaparkan sejumlah strategi yang diupayakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

"Dalam rencana pembangunan lima tahun ini BKKBN menjadi bagian dari inisiasi nasional untuk meningkatkan kualitas SDM," kata Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof Rizal Damanik dalam Webinar Internasional tentang Keluarga Berencana dan Pengembangan Keluarga di Negara-Negara ASEAN di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa pemerintah telah menetapkan rencana pembangunan jangka menengah 2020-2024 yang kemudian diterjemahkan menjadi rencana strategi BKKBN 2020-2024.

Baca juga: Kepala BKKBN: Literasi menstruasi dan kespro masih rendah

Baca juga: Kepala BKKBN sebut ketahanan pangan tentukan kualitas SDM


Dalam rencana strategi tersebut, BKKBN menetapkan beberapa indikator, antara lain terkait dengan total tingkat kesuburan (total fertility rate/TFR) perempuan usia 15-49 tahun, angka prevalensi kontrasepsi modern (modern contraseptive prevelance rate/MCPR), dan kebutuhan yang belum terpenuhi (unmet need).

Selain itu, tingkat kesuburan spesifik (age specific fertility rate/ASFR) usia 15-19 tahun, indeks pengembangan keluarga (family development index/FDI) dan perempuan menikah pada usia paruh baya 25-49 tahun (median age at first marriage of women).

Dalam setiap indikator tersebut, BKKBN memproyeksikan bahwa pada 2024 TFR perempuan usia 15-49 tahun di Indonesia adalah 2,1, MCPR 63,41, unmet need 7,40, ASFR 18, FDI 61,00, dan perempuan menikah pada usia paruh baya 25-49 tahun adalah 22,1.

Indikator-indikator tersebut, katanya, merupakan instrumen bagi pemerintah untuk menurunkan tingkat kematian bayi dan prevalensi stunting.

Sementara itu, beberapa strategi yang dikembangkan BKKBN pada 2020-2024 untuk menguatkan kebijakan nasional dalam upaya peningkatan SDM, antara lain adalah dengan meningkatkan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga secara holistik serta terintegrasi berdasarkan siklus hidup individu untuk memperkuat pembangunan karakter berbasis keluarga.

Berikutnya adalah meningkatkan akses keluarga berencana dan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif berdasarkan wilayah dan memfokuskan pada segmentasi target.

Selanjutnya, BKKBN juga menetapkan strategi untuk meningkatkan kualitas SDM di BKKBN dengan meningkatkan penelitian dan inovasi, serta memperkuat kemitraan global guna memperkuat kebijakan.

Baca juga: Kekurangan asupan gizi pada ibu hamil berdampak stunting pada anak

Baca juga: BKKBN: Keluarga berperan sentral cegah COVID-19


Kemudian, memperkuat, menyelaraskan dan mensinkronkan kebijakan pengendalian penduduk, meningkatkan advokasi dan mobilisasi program Bangga Kencana dengan mempertimbangkan segmen, target dan karakteristik wilayah serta memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegrasi.

Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020