Banyumas (ANTARA) - Ratusan rumah warga di Desa Prembun, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terendam banjir akibat hujan lebat yang terjadi sejak Senin (16/11) malam hingga Selasa dini hari serta luapan Saluran Induk Gambarsari.

Bahkan, banjir yang mulai menggenangi Desa Prembun, Kecamatan Tambak, Banyumas, Selasa pagi, turut merendam kantor desa setempat.

"Banjir di Prembun sebenarnya rutin terjadi setiap tahun, apalagi pas curah hujan tinggi di antara bulan November, Desember, dan Januari. Tapi ini baru awal musim hujan sudah dua kali kebanjiran, ini belum puncaknya musim hujan," kata Kepala Desa Prembun Mashudi.

Baca juga: Banjir dan longsor merenggut korban jiwa di wilayah Banyumas

Selain karena hujan lebat, kata dia, banjir yang menggenangi Desa Prembun juga disebabkan oleh luapan dari Saluran Induk Gambarsari.

"Saluran Gambarsari yang masuk wilayah kami bentuknya L, ditambah dengan air yang datang dari wilayah atas, masuk dan kumpul di desa kami. Salah satu desa di wilayah atas, yakni Watuagung bersebelahan dengan Sungai Ijo yang airnya meluap," katanya menjelaskan.
Bencana banjir menggenangi Desa Prembun, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (17/11/2020). ANTARA/Sumarwoto

Menurut dia, air tersebut tidak bisa langsung keluar dan keluarnya hanya melalui mulut sungai yang ada talang untuk saluran tersier dan membentang di alur Sungai Kecepak.

Baca juga: Jalur selatan Jawa Tengah macet akibat banjir di ruas Buntu-Sumpiuh

Ia mengakui banjir kali ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan banjir yang terjadi pada akhir bulan Oktober karena saat itu airnya tidak sampai masuk ke dalam Kantor Desa Prembun.

"Saat banjir yang terjadi pada akhir bulan Oktober, ada 82 rumah yang kemasukan air. Kalau sekarang ada sekitar 200 rumah, termasuk kantor desa," katanya.

Lebih lanjut, Mashudi mengatakan banjir tersebut mulai terjadi pada hari Selasa (17/11), pukul 03.30 WIB, dan saat itu baru menggenangi wilayah Dusun II.

Akan tetapi sejak pukul 04.30 WIB, kata dia, genangan air meluas dan ketinggiannya terus bertambah.

"Tadi genangan air tertinggi di jalan sempat mencapai kisaran 130 centimeter, sedangkan di perkampungan mungkin mencapai 150 centimeter, namun sekarang sudah mulai surut," katanya.

Menurut dia, banjir yang terjadi pada hari Selasa (17/11) nyaris menimbulkan korban jiwa yang bermula dari kecelakaan yang dialami salah seorang warga Desa Prembun, Faturahman saat mengendarai sepeda motor bersama dua anaknya yang masih kecil.

Saat melintas di ruas jalan kabupaten yang tergenang banjir, kata dia, Faturahman terperosok masuk ke area persawahan bersama sepeda motor dan kedua anaknya sekitar pukul 05.30 WIB.

"Ruas jalan dan area persawahan itu terendam banjir sehingga dia tidak bisa melihat batasnya hingga akhirnya terperosok ke sawah yang tinggi genangan airnya mencapai 2 meter. Sejumlah warga yang mengetahui kejadian tersebut segera menolong ketiga korban yang sempat terseret arus sejauh 100 meter dan berhasil dievakuasi menggunakan perahu," katanya.

Selain itu, kata dia, dua rumah semi permanen milik warga yang berada di dekat Saluran Induk Gambarsari juga hampir roboh akibat terjangan air.

Terkait dengan hal itu, Mashudi mengharapkan pemerintah melakukan normalisasi terhadap sejumlah sungai yang ada di sekitar Desa Prembun, salah satunya Sungai Ijo yang merupakan perbatasan Kabupaten Banyumas dan Kebumen.

Selain itu, kata dia, pihaknya mengharapkan Saluran Induk Gambarsari dipindah karena selama ini menjadi penyebab terjadinya banjir di Desa Prembun.

"Kalau tidak dipindah, kami berharap di Saluran Gambarsari dibuatkan lubang-lubang pembuangan ke saluran lain atau 'cross drain'," katanya. ***3***

Baca juga: Puluhan keluarga bertahan di pengungsian pascabanjir bandang Pacitan
Baca juga: Tiga RT di Tegal Alur terdampak banjir

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020