Mataram (ANTARA) - Pesona Desa Wisata Bilebante Lombok Tengah dan Desa Wisata Sembalun Lombok Timur dipromosikan melalui video dalam ISED Dialogue Forum 2020 yang digelar Kementerian PPN/Bappenas bersama Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) secara virtual, Senin.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria Simanungkalit mengatakan model bisnis inklusif yang melibatkan banyak pihak dan stakeholders bisa menjadi model pengembangan industri UMKM dan juga pariwisata ke depan.

"Masyarakat atau komunitas pariwisata di desa misalnya, bisa memiliki kemampuan mempromosikan dan memasarkan potensinya secara berkelanjutan," katanya dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram.

Ia menyampaikan sektor pariwisata dan UMKM memang yang paling terdampak di masa pandemi saat ini. Berbeda dengan krisis moneter 1998 dimana UMKM justru mampu bertahan dan bertumbuh, pandemi memiliki tantangan tersendiri.

Namun, menurutnya, masih banyak juga industri dan UMKM yang bisa bertahan. Terutama bagi mereka yang bisa mendorong pemanfaatan teknologi digital dan mampu beradaptasi dengan masa pandemi.

"UMKM banyak yang tumbuh, misalnya kuliner. Adaptasi bagaimana kuliner yang sehat dan pemasaran melalui digital sangat membantu," katanya.

Victoria mengatakan, saat ini pemerintah tengah gencar mendorong pemanfaatan digital. Model bisnis inklusi akan semakin membantu tercapainya sasaran.

"Bisnis inklusi ini berbeda dengan program CSR yang lebih dominan ke bantuan sosial. Dengan model bisnis inklusi maka semua pihak dapat saling mendukung, karena di dalamnya ada peningkatan kapasitas SDM, produksi, dan rantai pemasaran yang berkesinambungan," ujarnya.

Baca juga: "Sembalun Seven Summits" diluncurkan di NTB peringati Sumpah Pemuda

Baca juga: Sungai sampah di kaki Gunung Rinjani


Piramida ekonomi dasar

Country Director GIZ for Indonesia, ASEAN and Timor Leste, Martin Hansen mengatakan kebanggaannya atas capaian program ISED di Lombok, Indonesia. Diharapkan program kemudian bisa diaplikasikan di daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Direktur Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo menjelaskan melalui forum diskusi ini keberlanjutan manfaat kerja sama antara seluruh mitra dalam implementasi proyek melalui pendekatan bisnis inklusif di sektor pariwisata di Lombok perlu dipupuk dan ditingkatkan ke skala nasional dan kebijakan.

"Sebab, pariwisata menjadi salah satu sektor pilihan dan andalan dalam pembangunan ekonomi yang paling layak dan berkelanjutan," katanya.

Principal Advisor Project ISED, Ruly Marianti mengatakan bisnis inklusif merupakan suatu pendekatan di mana masyarakat yang berada di piramida ekonomi yang paling dasar, turut diikutsertakan dalam satu mata rantai usaha suatu perusahaan atau entitas usaha, baik sebagai pemasok, distributor, retailer dan konsumen yang bertujuan pada perubahan dan peningkatan ekonomi bagi kedua belah pihak.

"Seluruh kerja sama dalam proyek ISED diimplementasikan dengan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan yang datang dari sektor swasta, publik serta akademisi guna memastikan hasil capaian yang maksimal. Proyek ISED berupaya menghadapi tantangan dari sisi permintaan (demand side) dengan berkerja secara erat dengan mitra dari sektor swasta," katanya.

Ketua Desa Wisata Hijau Bilebante, Lombok Pahrul Azim mengatakan Desa Bilebante sangat terbantu dengan implementasi proyek-proyek kerja sama bilateral Indonesia-Jerman.

Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan dapat dirasakan oleh masyarakat desa, antara lain pengembangan keterampilan yang berujung pada perbaikan pendapatan keluarga.

"Masih banyak pekerjaan rumah yang menanti Desa Bilebante agar lebih berkembang lagi, tapi kami optimis dengan keberlanjutan kerja sama yang sudah terjalin," katanya.

Baca juga: DLHK NTB tawarkan perempuan Sembalun olah sampah jadi bahan bakar

Baca juga: Warga Sembalun Rinjani Lombok masih buang sampah di sungai


Pendekatan rantai nilai

Desa Bilebante dan Desa Sembalun merupakan desa yang masuk dalam bagian program ISED. Potensi wisata berbasis sumberdaya lokal di desa tersebut digali dan dipromosikan, SDM kepariwisataan juga diberi pelatihan berkelanjutan, termasuk potensi UMKM dan pemanfaatan teknologi digital.

Melalui ISED Dialogue Forum 2020, partisipasi para pemangku kepentingan dalam proyek ISED diperluas. Hal ini mengingat kondisi pandemi COVID-19 yang mengakibatkan penurunan yang signifikan pada sektor pariwisata.

Padahal, sebelum pandemi COVID-19 kegiatan pariwisata terus meningkat dan menyumbang pendapatan devisa tertinggi dari keseluruhan sektor jasa, dan pemerintah telah menetapkan pengembangan sepuluh destinasi pariwisata prioritas termasuk di NTB.

Kerja sama bilateral pemerintah Indonesia-Jerman di sektor pariwisata berkelanjutan akan terbina selama sepuluh tahun di 2021 mendatang. Beberapa capaian utama yang telah dikontribusikan antara lain pendekatan yang digunakan dalam memilih sektor atau komoditas unggulan untuk pengembangan ekonomi lokal dan daerah, antara lain melalui pendekatan rantai nilai (value chain approach).

Selanjutnya, adopsi standar global (Global Sustainable Tourism Council) untuk pelaksanaan pembangunan pariwisata berkelanjutan nasional dan menjadi pedoman destinasi pariwisata berkelanjutan. Pedoman desa wisata hijau yang disusun dengan kolaborasi strategis dengan lima kementerian terkait dan satu sektor swasta.

Kemudian, lebih dari 300 orang menerima manfaat dari pekerjaan baru yang dibarengi dengan kondisi kerja yang lebih baik serta perbaikan pendapatan. Termasuk lebih dari 1.700 orang menerima pelatihan yang inovatif untuk meningkatkan peluang kerja, termasuk di dalamnya, pemberdayaan lebih dari 5.000 masyarakat dan pemilik usaha kopi lokal di kegiatan pelatihan e-learning barista.

Keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini akan sangat membantu masyarakat untuk bertahan dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang sangat menghantam sektor pariwisata.

Program Inovasi dan Investasi untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan yang Inklusif (ISED) merupakan kerjasama bilateral pemerintah Indonesia dan Jerman yang didukung oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) dan diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH. Program akan memasuki tahun yang keempat dan terakhir pada Juni 2021.*

Baca juga: Warga sekitar Gunung Rinjani Lombok tanam 10.000 beringin

Baca juga: BNI kucurkan KUR Rp47,5 miliar untuk petani bawang putih di NTB

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020