meningkatnya kasus COVID-19 di dunia, menahan penguatan rupiah tersebut
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, ditutup menguat tipis di tengah pelemahan mayoritas mata uang Asia.

Rupiah Senin sore, ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.650 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.660 per dolar AS.

"Rupiah bergerak tipis hari ini meski menguat. Penguatan rupiah mungkin didukung oleh net buy asing di Bursa Efek Indonesia yang mendorong penguatan IHSG," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.

Kendati menguat, lanjut Ariston, kebuntuan negosiasi stimulus AS dan meningkatnya kasus penularan COVID-19 di dunia membayangi pergerakan mata uang Garuda hari ini.

Kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan terganggunya pemulihan ekonomi karena masih mandeknya negosiasi stimulus AS, mendorong pasar mencari aman di dolar AS.

"Stimulus fiskal AS yang belum jelas dan meningkatnya kasus COVID-19 di dunia, menahan penguatan rupiah tersebut," ujar Ariston.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.650 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.681 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.697 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.738 per dolar AS.

Baca juga: Stimulus AS belum ada titik temu, rupiah masih stagnan
Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat lima poin ke Rp14.655 per dolar
Baca juga: Rupiah akhir pekan ditutup stagnan, dibayangi sentimen stimulus AS

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020