Volume sampah yang timbul belum pernah berkurang setiap harinya, apalagi di saat musim hujan, debit air meningkat hingga mengirim sampah dari anak sungai menuju Sungai Citarum
Bandung (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Sektor 6 Citarum Harum mengantisipasi sampah yang terus timbul saat memasuki musim hujan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, tepatnya di kawasan Kecamatan Baleendah dan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Komandan Sektor 6 Citarum Harum, Kolonel (Arh) Didik Suswandi mengatakan volume sampah yang timbul belum pernah berkurang setiap harinya, apalagi di saat musim hujan, debit air meningkat hingga mengirim sampah dari anak sungai menuju Sungai Citarum.

"Setiap hari kita terus mengangkut sampah dari sungai, sampah kiriman setelah hujan tidak pernah berkurang," kata Didik di Posko Sektor 6 Citarum Harum, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa.

Di wilayah Sektor 6 Citarum Harum, ada sebanyak tujuh anak sungai yang mengalir ke Sungai Citarum. Dari tujuh sungai itu, mayoritas kiriman sampah berasal dari arah utara atau dari arah Kota Bandung.

Sampah kiriman tersebut di antaranya mayoritas berasal dari Sungai Cikapundung, Sungai Cidurian, Sungai Ciganitri, dan Sungai Cipamokolan.

Selain itu, sejumlah sampah kiriman juga kerap ditemukan dari aliran sungai di wilayah timur Kabupaten Bandung, yakni dari Sungai Cikeruh, dan Sungai Citarik.

Berdasarkan catatan yang dihimpun dari petugas Sektor 6 Citarum Harum, setiap harinya ada sekitar 10 meter kubik sampah yang diangkut dari aliran Sungai Citarum.

"Kalau dari kawasan (komplek) perumahan formal itu rata-rata masyarakatnya juga sudah disiplin, sampahnya di angkut oleh petugas. Tapi di kawasan permukiman padat atau kumuh, itu yang biasanya warganya belum disiplin dan masih buang sampah ke sungai," katanya.

Petugas Sektor 6 Citarum Harum membersihkan sungai dari sampah kiriman di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jabar, Selasa (20/10/2020). (FOTO ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)
Selain itu, ia juga menyoroti para pedagang kaki lima (PKL) yang ia nilai sering membuang sampah sembarangan. Pada akhirnya, kata dia, sampah-sampah tersebut bakal bermuara ke Sungai Citarum.

Maka dari itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar terus meningkatkan kesadaran lingkungan. Karena meskipun kawasan Sungai Citarum sudah mulai bersih dibandingkan tiga tahun lalu, sampah tetap menjadi sumber pencemaran lingkungan.

"Ini jadi tugas kita bersama, perlu juga kegiatan non fisik seperti sosialisasi tentang penanganan sampah agar masyarakat bisa sadar tentang pentingnya kebersihan lingkungan," demikian Didik Suswandi ​​​​​.

Baca juga: 70 persen limbah domestik cemari Sungai Citarum

Baca juga: Mayoritas dana Bank Dunia atasi sampah Sungai Citarum di Bandung Raya

Baca juga: Volume sampah Sungai Citarum 500.000 meter kubik/tahun

Baca juga: Delapan daerah dapat dana bantuan atasi sampah Citarum


 

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020