Jakarta (ANTARA) - Program Desa Berinovasi kerja sama antara Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemdes PDTT) mengembangkan madu trigona di Lombok untuk meningkatkan perekonomian wilayah setempat.

"Dengan sentuhan teknologi, kita berharap madu trigona bisa menjadi madu terkenal dan mahal seperti madu asal New Zealand. Kuncinya kualitas madu tetap dijaga, pengemasan harus menarik, 'branding' yang kuat dan dibuat strategi pemasaran. Saya membayangkan ini menjadi madu berkelas dengan nama Tropical Honey Lombok," kata Staf Khusus Menteri Kemristek/BRIN Danang Rizki Ginanjar dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kemristek-Kemdes kembangkan 100 Desa Berinovasi peringati Hakteknas

Baca juga: Kemenristek dorong madu trigona Lombok Utara diekspor


Budidaya madu trigona tersebut berlokasi di Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Program Desa Berinovasi ditujukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Budi daya madu trigona di Lombok Utara mendapatkan perhatian khusus karena kabupaten termiskin di Provinsi Nusa Tenggara Barat itu merupakan penghasil madu berkualitas terbaik dengan kapasitas lima ton setiap tahunnya.

Madu tersebut dijual ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan sudah menembus pasar ekspor ke negara kawasan Asia Tenggara.

Program Desa Berinovasi mendorong pengelolaan sumber daya alam dengan sentuhan hasil riset dan teknologi serta pembinaan pendampingan program desa.

Program itu nantinya juga melibatkan sinergi "triple helix" yaitu sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi serta dunia usaha dan industri.

Baca juga: Mencegah karhutla, madu langka mereka dapat (bagian 2)

Dalam kunjungan ke tempat budi daya madu itu, Kemristek dan Kemdes PDTT didampingi pelaksana tugas Bupati Lombok Utara Sarifudin.

Kemristek/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diwakili oleh Staf Khusus Menteri Danang Rizki Ginanjar, Kasubdit Kemitraan Strategis dan Wahana Inovasi Eka Gandara, Kasie Wahana Inovasi Nuhansyah Harahap, Kasubag Pelayanan Informasi Juliadri dan tim. Sedangkan Kemdes PDTT diwakili oleh Staf Khusus Menteri Dodik Pranata Wijaya.

Staf Khusus Kemdes PDTT Dodik Pranata Wijaya berharap budi daya madu itu menjadi binaan khusus program Desa Berinovasi yang mampu mengangkat perekonomian di desa tertinggal. Melalui badan usaha milik desa atau BUMDes, usaha budi daya madu diharapkan lebih optimal.

"Secara umum Kemenristek nantinya akan membantu riset dan teknologinya sementara Kemendes akan melakukan pendampingan, baik ke lembaga maupun BUMDes," ujar Dodik.

Ahli perlebahan dari Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram Erwan mengatakan pihaknya selama ini sudah bekerja sama dengan Kemristek/BRIN melakukan penelitian produktivitas madu. Salah satunya adalah penggunaan teknologi transfer koloni lebah, teknologi panen madu, dan mengolah produk turunan madu, seperti propolis dan polen. Teknologi panen madu menggunakan alat penyedot madu tanpa harus merusak struktur sarang.

Baca juga: Mencegah karhutla, madu langka mereka dapat (bagian 1)

Baca juga: Budidaya madu Trigona di tambang batu hijau


Pelaksana tugas Bupati Lombok Utara Sarifudin menyambut baik program Desa Berinovasi di daerahnya.

Dia berharap program itu dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat desa serta pemerataan pembangunan di Lombok Utara. "Saat ini kami termasuk kabupaten termiskin di NTB, kami serius memajukan sektor pertanian, kelautan, dan perkebunan," ujar Sarifudin.

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020