Ada kemungkinan Korea Utara akan mengungkap senjata strategis baru, seperti rudal balistik antarbenua atau rudal balistik yang diluncurkan kapal selam, untuk menarik perhatian di saat pencapaian ekonominya lamban
Seoul (ANTARA) - Warga Korea Utara yang mengenakan masker medis berkumpul di Ibu Kota Pyongyang menjelang apa yang diperkirakan sebagai parade militer besar pada Sabtu (10/10), meskipun ada kekhawatiran penularan COVID-19.

Mengutip sumber yang tidak bisa disebut namanya, kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan tanda-tanda bahwa stasiun TV pemerintah Korut bersiap untuk menyiarkan parade secara langsung untuk pertama kalinya sejak 2017, dan pemimpin Kim Jong Un dapat menyampaikan pidato selama acara tersebut.

Pejabat di Korsel dan Amerika Serikat mengatakan bahwa Korut dapat menggunakan parade untuk memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru.

"Ada kemungkinan Korea Utara akan mengungkap senjata strategis baru, seperti rudal balistik antarbenua atau rudal balistik yang diluncurkan kapal selam, untuk menarik perhatian di saat pencapaian ekonominya lamban," kata Kementerian Unifikasi Korsel, yang menangani hubungan dengan Utara, Kamis (8/10).

Menteri Unifikasi Lee In-young mengatakan kepada anggota parlemen bahwa menampilkan rudal baru bisa menjadi "demonstrasi kekuatan intensitas rendah" menjelang pemilihan presiden AS yang akan kurang provokatif daripada peluncuran atau uji coba nuklir.

Kim belum menampilkan ICBM dalam parade sejak dia pertama kali bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada 2018, tetapi pembicaraan mereka tentang pelepasan program nuklir dan rudal Korut telah terhenti dan Pyongyang telah mengisyaratkan meningkatnya ketidaksabaran dengan Washington.

"Tampilan ICBM baru akan menandakan bahwa Korea Utara bergerak dari strategi ini dan mungkin menunjukkan bahwa Korea Utara akan melanjutkan pengujian rudal jarak jauh," kata Jeffrey Lewis, seorang peneliti rudal di James Martin Center for Nonproliferation Studies.

Media pemerintah Korut menunjukkan foto kerumunan besar delegasi dan pengunjung lain dengan topeng saat mereka tiba untuk acara liburan.

Liburan itu menandai ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Pekerja Korea yang berkuasa, dan acara-acara lain termasuk konser, pameran seni dan industri, pertunjukan cahaya, kunjungan ke monumen, dan upacara untuk menandai selesainya proyek konstruksi.

Korut belum melaporkan kasus virus corona yang dikonfirmasi, tetapi pemerintah telah memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat dan tindakan karantina. Para analis mengatakan wabah dapat menghancurkan negara yang terisolasi secara ekonomi dan politik itu.

"Peristiwa seperti itu sangat berisiko karena jika hanya sedikit orang yang positif COVID-19 di tengah kerumunan, mereka dapat menciptakan peristiwa seperti super-spreader (orang yang dapat menularkan virus dengan sangat cepat dan luas---red) yang mematikan," kata Harry Kazianis, direktur senior Kajian Korea di Center for the National Interest, Washington.


Sumber: Reuters

Baca juga: Berita pembelotan diplomat Korut picu kekhawatiran tentang putrinya

Baca juga: Korut peringatkan ancaman ketegangan selama pencarian korban Korsel

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020