Nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan mampu menjadi pemersatu kita untuk menghadapi dampak pandemi COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai empat konsensus kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat relevan untuk menghadapi situasi krisis, seperti di masa pandemi COVID-19.

"Nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan mampu menjadi pemersatu kita untuk menghadapi dampak pandemi COVID-19," kata Lestari Moerdijat atau Rerie dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Hal itu dikatakannya saat membuka secara virtual acara Temu Tokoh di Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis.

Baca juga: Angka kesembuhan pasien COVID-19 menurun, Bamsoet dorong evaluasi
Baca juga: Ketua MPR dorong pemerintah jelaskan pasal-pasal UU Cipta Kerja
Baca juga: MPR minta pemerintah evaluasi RUU Ciptaker terkait meluasnya penolakan


Dia mengatakan, konsep Jogo Tonggo yang diterapkan di Provinsi Jawa Tengah, juga mengandung nilai-nilai gotong-royong dan solidaritas yang merupakan jiwa dari nilai-nilai Pancasila.

Menurut dia, konsep saling menjaga tetangga di masa pandemi COVID-19, yang diperkenalkan dengan nama Jogo Tonggo merupakan langkah yang perlu disebarluaskan dalam upaya pengendalian virus korona di Tanah Air," ujar Rerie.

Rerie yakin apabila konsep Jogo Tonggo dilakukan dengan tepat di banyak daerah dapat mendorong percepatan pengendalian COVID-19 di Tanah Air.

"Nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong dan solidaritas sangat diperlukan di masa pandemi ini. Karena dampak penyebaran COVID-19 tidak hanya menyasar sektor kesehatan, lebih dari itu juga menyasar sektor ekonomi dan sosial masyarakat," ujarnya.

Dia mengatakan dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 di Tanah Air, sejumlah langkah teknis perlu dilakukan seperti tindakan preventif, test dan tracing serta peningkatan fasilitas kesehatan.

Tiga langkah teknis itu menurut dia, perlu dilakukan secara bersama agar upaya pengendalian COVID-19 bisa dicapai dengan segera.

"Upaya preventif dengan menjaga jarak misalnya, menurut Rerie, harus dipahami dan dilaksanakan secara bersama. Jika tidak ada kebersamaan dalam bertindak, penyebaran COVID-19 akan sulit untuk dihentikan," katanya.

Rerie mengungkapkan, di masa pandemi ini perekonomian nasional memasuki masa resesi, karena dua kuartal terakhir perekonomian Indonesia menunjukkan angka pertumbuhan yang negatif.

Namun menurut dia, masih ada sejumlah sektor yang masih menunjukkan pertumbuhan, salah satunya sektor pertanian misalnya di Kabupaten Purbalingga yang memiliki alam yang subur yang berpotensi mengembangkan sektor pertanian di masa pandemi ini untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.

Baca juga: Bamsoet: Pembangunan wawasan kebangsaan kunci masa depan bangsa
Baca juga: Ketua MPR imbau calon kepala daerah maksimalkan kampanye daring


Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020