Jakarta (ANTARA) - Meningkatnya penggunaan aplikasi belanja daring di tengah pandemi membuat para pelaku usaha harus menjaga eksistensi brand dan produk mereka di tengah persaingan kuat selama pandemi COVID-19.

Menurut studi yang dibagikan Criteo, menjaga keterikatan (engagement) dengan konsumen dinilai penting karena mereka menghabiskan banyak waktu di dalam aplikasi selama periode ini.

"Brand dan penjual harus membangun kehadiran mereka di lingkup ini agar tetap kompetitif dalam jangka panjang,” kata Direktur Komersial untuk Konsumen Skala Besar, Asia Tenggara di Criteo, Pauline Lemaire melalui keterangannya, Senin.

Baca juga: Pengunduhan aplikasi di Indonesia meningkat di kala pandemi

Baca juga: Criteo: Penjualan online meningkat di tengah pandemi COVID-19


Pengalaman mereka sekarang akan sangat membentuk pandangan mereka tentang brand, dan demikian juga hubungan jangka panjang mereka dengan brand tersebut.

Kiat pertama yang dapat dilakukan pelaku bisnis adalah memprioritaskan pengalaman pelanggan. Menurut Lemaire, brand harus lebih fokus pada peningkatan pengalaman pelanggan di aplikasi.

"Penargetan kembali pengguna aplikasi bisa menjadi strategi yang sangat efektif untuk retensi pengguna. Brand akan dapat memanfaatkan kumpulan data yang sangat besar untuk memberikan rekomendasi produk yang benar-benar dipersonalisasi untuk setiap pengguna, sehingga meningkatkan konversi," jelas dia.

Cara lain yang bisa dilakukan, adalah dengan meluncurkan program loyalitas dan insentif.

Lemaire menilai, brand dan pelaku ritel harus menerapkan program insentif untuk membuat pengguna aplikasi terbaik mereka terus terlibat dan mendapatkan penghargaan karena tetap setia pada platform brand.

"Program rujukan aplikasi bisa sangat efektif dalam mendorong pengguna setia untuk membantu mengembangkan basis pengguna aplikasi suatu brand," ujarnya.

Dan tips terakhir dari Lemaire adalah para pelaku bisnis bisa memanfaatkan notifikasi, email, dan iklan dalam aplikasi.

Selain brand harus sadar untuk tidak melakukan komunikasi berlebihan atau mengirim spam kepada pengguna mereka, brand perlu mengambil pendekatan yang lebih aktif untuk melibatkan kembali pengguna yang tidak aktif dan pengguna baru platform mereka.

"Brand dapat meningkatkan penggunaan aplikasi dengan mendorong produk baru dan tren, atau melalui promosi seperti diskon dan pengiriman gratis," pungkasnya.

Baca juga: Orang Indonesia suka belanja Harbolnas via "smartphone"

Baca juga: Criteo: Belanja daring Indonesia bergairah meski ekonomi global melesu

Baca juga: Kenapa 12.12 jadi Harbolnas terpopuler di Indonesia?

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020