Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal mengatakan para remaja perlu meningkatkan kapasitas kemampuan diri sejak dini untuk mencapai kemandirian dan ketangguhan di hari tua, ketika memasuki masa lanjut usia (lansia).

"Inilah yang harus kita perhatikan sejak dari remaja. Jangan sampai nanti waktu lansia kita didera banyak penyakit," kata Fasli Jalal dalam Webinar Series bertema "Jangan Tua Sebelum Kaya" di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Pemkot Surabaya cegah penularan COVID-19 di kalangan lansia

Ia mengatakan saat ini hanya sekitar 74 persen dari total lansia di Indonesia yang benar-benar independen dan mandiri ketika mereka telah memasuki masa lansia. Sedangkan 22 persen lainnya sedikit tergantung, 1,1 persen cukup bergantung dan 2 persen sisanya sangat bergantung kepada orang lain.

Meski persentase lansia yang mandiri masih lebih banyak dibandingkan lansia yang sangat tergantung kepada orang lain, jumlah tersebut perlu terus ditingkatkan agar bonus demografi, yaitu masa ketika rasio ketergantungan penduduk usia nonproduktif rendah, dapat lebih dioptimalkan untuk peningkatan ekonomi dan pembangunan bangsa yang lebih maju.

Untuk itu, menurut Fasli Jalal, para remaja, ketika mereka memasuki masa usia produktif, perlu membuat perencanaan kehidupan yang lebih baik, mempersiapkan diri dan meningkatkan kapasitas kemampuan yang juga lebih baik, sehingga berbagai tantangan hidup dapat diatasi ketika berusia lanjut.

Fasli mengatakan bahwa masalah yang kerap menjadi tantangan masyarakat ketika memasuki usia lanjut adalah kurangnya kemandirian diri, baik secara ekonomi maupun fisik, sehingga mereka menjadi lebih bergantung kepada anak-anak atau anggota keluarga lainnya.

Baca juga: Kemensos dukung penuh penyusunan RUU Kesejahteraan lansia

Baca juga: Komisi VIII DPR: RUU Kesejahteraan Lanjut Usia adalah RUU baru


Dengan banyak mempersiapkan diri sejak dini, terutama menyiapkan kemampuan diri, masyarakat pada kelompok usia produktif diharapkan dapat memiliki kehidupan yang lebih mandiri, sehingga siap menyambut masa lansia menjadi lansia yang tangguh.

"Oleh karena itu, active ageing itu adalah kondisi dimana sebuah proses yang memungkinkan lansia bisa tetap sehat, tetap bisa berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, baik aktivitas pribadinya, sosialnya, kemasyarakatan dan bernegara," katanya.

Untuk mendukung terwujudnya lansia yang tangguh, pemerintah, kata Fasli Jalal, juga telah melakukan berbagai upaya untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para lansia di Indonesia, antara lain memberikan bantuan langsung tunai kepada keluarga yang memiliki anggota lansia.

Pemerintah, katanya, juga telah berupaya memberikan berbagai pelayanan dan sarana yang memungkinkan para lansia untuk tetap mendapatkan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial, terutama para lansia yang tidak lagi memiliki keluarga.

Baca juga: 10 hal agar lansia tetap sehat di masa adaptasi kebiasaan baru

Baca juga: Kunci proses menua yang sukses


Selain pemerintah, beberapa lembaga swasta menawarkan banyak dukungan bagi lansia, misalnya, Urindo (Universitas Respati Indonesia) yang lebih ramah untuk para lansia dan beberapa pesantren yang juga mendedikasikan diri untuk memberikan pembelajaran sepanjang hayat dan lain-lain.

Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020