Temanggung (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rohim langsung turun ke beberapa gudang perwakilan pembelian tembakau di Temanggung, untuk mendorong pembelian tembakau petani yang pada masa panen tahun ini dinilai pembeliannya lamban dan harga murah.

"Memang setelah mendapatkan surat dari Bupati Temanggung ke Pak Menteri Perindustrian, kami ingin melihat langsung kondisi di lapangan," katanya usai meninjau gudang pembelian tembakau perwakilan PT Djarum dan PT Gudang Garam di Temanggung, Kamis.

Seperti diketahui, sebelumnya Bupati Temanggung M. Al Khadziq telah menyurati Menko Perekonomian dan Menteri Perindustrian meminta agar pemerintah pusat mendorong pabrik-pabrik rokok untuk mempercepat penyerapan tembakau dari petani Temanggung.

Baca juga: Pemerintah pusat diminta turun tangan atasi anjloknya harga tembakau

Pemerintah pusat diminta turun tangan mengatasi masalah penjualan tembakau yang tidak menguntungkan petani lokal karena harganya anjlok.

Abdul Rohim menyampaikan ternyata memang di lapangan karena pandemi dan pihak gudang menerapkan protokol kesehatan maka truk masuk gudang harus diatur, dijadwal sehingga sedikit lambat dalam penyerapan.

"Mungkin membeli dengan jumlah yang sama tetapi karena cuaca juga tidak bagus sehingga kualitas turun. Hal ini yang penting saling pengertian antara industri dengan petani, mungkin kualitas rendah tetapi tetap membeli dengan harga yang pantas, sehingga petani tidak dirugikan," katanya.

Ia menuturkan kalau petani rugi, tahun depan dikhawatirkan tidak mau menanam tembakau lagi dan risikonya juga kembali ke industri, karena kalau tidak menanam, industri tidak akan memperoleh bahan baku.

"Padahal berjalannya industri itu pasti perlu dukungan bahan baku, maka kami ke sini menjembatani bagaimana pabrik rokok tetap membeli tembakau petani walaupun saat ini lagi pandemi," katanya.

Baca juga: Pengusaha harapkan tarif cukai hasil tembakau tidak naik tahun depan

Ia menuturkan pada triwulan dua tahun ini industri pengolahan rokok menurun 10 persen, karena pandemi dan mungkin juga tahun ini cukai rokok naik cukup signifikan sehingga dengan harga yang cukup tinggi dalam kondisi pandemi ini penjualan rokok juga menurun.

Di masa pandemi COVID-19, katanya yang penting pabrik rokok tetap menerima tembakau petani, namun petani tetap harus menjaga kualitas dengan tidak mencapur tembakau asli Temanggung dengan tembakau dari daerah lain, karena dapat merusak kualitas.

"Kami akan berkoordinasi dengan pabrik rokok pusat, karena gudang perwakilan di Temanggung ini hanya pelaksana saja, yang memutuskan kebijakan pengambilan tembakau di lapangan ini adalah pabrik rokok yang di pusat Gudang Garam di Kediri dan Djarum di Kudus," katanya.

Ia menyampaikan pihaknya akan berkoordinasi sehingga petani dengan industri tetap saling menguntungkan. Industri rokok tetap membeli tembakau petani dengan harga yang pantas sehingga petani masih semangat lagi untuk menanam pada tahun depan.

"Kita akan mendorong, karena saat ini pandemi mungkin ekonomi menurun, supaya hal ini juga membantu petani kalau bisa tetap diupayakan membeli dengan harga yang pantas karena kualitasnya juga turun karena iklim, harganya mungkin tidak seperti biasanya yang kualitasnya lebih bagus. Nanti yang penting saling komunikasi antara pembeli sama petaninya, supaya tidak ada yang dirugikan," katanya.

Ia menyampaikan prinsip dari kementerian perindustrian bagaimana industri ini bisa berjalan dengan baik, kalau kondisi mungkin cukai naik cukup signifikan akhirnya industri rokok turun makanya perlu diperhitungkan lagi karena keputusan cukai ada di Kementerian Keuangan.

"Kami akan melakukan koordinasi agar industri tetap berjalan dengan baik, tentunya kalaupun cukai naik itu harus benar-benar dihitung, jangan sampai seperti tahun ini minus 10 persen. Kalau industri jelek pasti dampaknya ke petani," katanya.

Perwakilan gudang pembelian tembakau PT Djarum di Temanggung, Hugiono menyebutkan pembelian sekarang sudah mencapai sekitar 3.500 ton dari kuota 6.500 ton.

"Saat ini kami masih melakukan pembelian, terkait harga tergantung kualitas tembakau," katanya.

Perwakilan gudang pembelian tembakau PT Gudang Garam, Hartanto menyebutkan penyerapan tembakau sampai saat ini sekitar 10.000 ton dari rencana kuota Rp18.000 ton.

"Kalau kulaitasnya memadai kami akan membeli sesuai kuota, sekarang pembelian sudah separoh lebih sedikit dari kuota," katanya. 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020