Sekiranya debat ini berlangsung pasti akan dapat membawa norma baru kepada proses pemilu di Sabah dengan calon-calon ketua menteri perlu melawan argumen, visi dan manifesto serta menyampaikan kepada pemilih secara tuntas
Kuala Lumpur (ANTARA) - Gabungan Pemilu Bersih dan Adil (Bersih 2.0) tidak akan meneruskan acara debat calon Ketua Menteri atau Gubernur Sabah kerana hanya Ketua Umum USNO Tan Sri Pandikar Amin saja yang bersedia hadir.

Bersih 2.0 dalam pernyataannya Kamis menyebutkan Tan Sri Pandikar Amin adalah peserta pertama yang memberikan respons positif terhadap undangan tersebut sebagaimana Bersih 2.0 mengantar undangan kepadanya.

Calon-calon lain untuk jabatan ketua menteri yang telah diundang yakni Presiden Partai Warisan Sabah (WARISAN) Shafie Apdal, Presiden Partai Cinta Sabah Anifah Aman, Ketua Perhubungan UMNO Sabah Datuk Sri Bung Mokhtar Radin, Ketua Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) Datuk Hajiji Noor dan mantan Ketua Menteri Sabah Tan Sri Chong Kah Kiat dari Parti Liberal Demokratik (LDP).

Baca juga: Muhyiddin masih bimbang dengan COVID-19 di Malaysia
Baca juga: Malaysia akhiri layanan 3G pada 2021


"Namun semua calon ini tidak memberi respons ataupun tidak setuju menyertai debat perdana sebelum tanggal akhir yang ditetapkan oleh kami," katanya.

Pihaknya memuji Tan Sri Pandikar Amin kerana bersedia menghadap pemilih dan menjelaskan visi dan manifesto partainya untuk Sabah.
"Ini memberi contoh yang baik dalam menyumbang budaya pemilu yang lebih sehat dan matang dengan pelibatan dalam pembahasan dasar agar para pemilih dapat membuat keputusan yang tepat dalam pemilu," katanya.

Bersih 2.0 merasa kecewa tidak dapat menyelenggarakan debat tersebut.

"Sekiranya debat ini berlangsung pasti akan dapat membawa norma baru kepada proses pemilu di Sabah dengan calon-calon ketua menteri perlu melawan argumen, visi dan manifesto serta menyampaikan kepada pemilih secara tuntas," katanya.

Bersih 2.0 merupakan LSM pemantau pemilu yang sukses memantau Pemilu 2018 yang mengantarkan kemenangan koalisi Pakatan Harapan (PH) walaupun dalam perjalanannya pengurus Partai PKR ada yang membelot sehingga terbentuk pemerintahan Perikatan Nasional (PN).

Baca juga: Warga negeri jiran peringati Hari Malaysia
Baca juga: AS bantu Malaysia pulihkan sisa aset 1MDB Rp4,4T di Inggris

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020