Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi Informasi (KI) Pusat, Hendra J. Kede mengatakan KI Pusat akan meningkatkan kesadaran publik untuk mencari informasi di badan publik yang berhubungan dengan kepentingannya masing-masing.

Upaya itu dimasukkan dalam salah satu mata anggaran kegiatan KI Pusat pada Tahun Anggaran 2021 nanti.

"Jadi itu yang sedang kami usahakan di Komisi Informasi. Dengan keterbatasan anggaran yang ada, bagaimana masyarakat Indonesia ini sadar informasi, sadar untuk mencari informasi ketika dia menghadapi dinamika hidupnya sendiri," kata Hendra dalam rapat dengar pendapat Komisi I DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu.

Hendra mengatakan ada temuan di kalangan masyarakat sipil, bahwa badan publik sudah cukup agresif menyiapkan informasi publik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, justru masyarakat banyak yang belum tahu kalau dia berhak mendapatkan informasi publik untuk meningkatkan kapasitasnya.

Misalnya, informasi terkait teknologi penggembalaan sapi yang efektif dan efisien.

Hendra bercerita tentang pengalamannya mengunjungi salah satu Pusat Pengembangan Sapi di Jawa Timur bersama Kementerian Pertanian.

Ternyata, Pusat Pengembangan Sapi di Jawa Timur itu menerapkan pola pengembangan sapi komunal. Sehingga, dua tenaga kerja saja sudah cukup menggembala 150 ekor sapi.

"Kalau informasi itu diketahui publik, maka publik akan sejahtera sekali," kata Hendra.

Hendra teringat kenangan masa kecilnya di Wonogiri. Pernah, suatu waktu, keluarganya sangat kerepotan saat menggembala dua ekor sapi saja.

"Itu dua ekor sapi saja merepotkan satu keluarga, pak. Bapak yang mengarit, ibu yang menyerahkan hasil arit nya, saya yang harus gembala setiap pulang sekolah," kata Hendra.

Belum lagi pakan ternaknya yang sangat boros ketika masuk musim panas. Kata Hendra, di Wonogiri ada istilah sapi makan sapi, kambing makan kambing.

Maksudnya, setiap satu sapi dijual, maka hasil penjualan yang didapat itulah yang digunakan untuk beli makanan sapi yang lain. Setiap satu kambing dijual, hasil penjualan yang didapat itulah yang digunakan untuk beli makanan kambing.

Namun, di Pusat Pengembangan Sapi di Jawa Timur, pakan sapi bisa dihemat dengan cara rekayasa teknologi.

Mereka menggunakan pakan ternak berupa tanaman jagung, yang direkayasa sedemikian rupa, sehingga dapat tahan tidak busuk hingga 16 bulan.

Padahal, biasanya jagung yang digunakan untuk pakan ternak sudah mulai membusuk kalau dibiarkan seminggu saja sejak dipanen.

Semua informasi terkait pengembangan sapi itu sudah diunggah oleh Kementerian Pertanian di dalam situsnya pertanian.go.id. Masyarakat tinggal mencari pasti langsung ketemu, kata Hendra.

​​​​​​​"Tapi masyarakat enggak ada tuh, yang berusaha mencari informasi itu. Nah, karena itu lah, peningkatan partisipasi masyarakat ini yang perlu mendapat dukungan penuh dari ibu Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Pimpinan Komisi I (DPR RI)," ujar Hendra pula.

Baca juga: Cegah korupsi, KI Pusat ingatkan transparansi BUMN

Baca juga: Pemerintah didorong proaktif sampaikan informasi COVID-19 secara benar

Baca juga: WFH, KIP minta pelayanan informasi publik tetap jalan

Baca juga: Komisi Informasi Pusat serius sikapi RUU Perlindungan Data Pribadi

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020