Kami berharap upaya ini bisa mendorong dan membangkitkan kepercayaan wisatawan yang akan berkunjung di tengah pandemi.
Jakarta (ANTARA) - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mengajak masyarakat Desa Wisata Wae Rebo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk melakukan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman).

“Kami berharap upaya ini bisa mendorong dan membangkitkan kepercayaan wisatawan yang akan berkunjung di tengah pandemi,” kata Kepala Divisi Amenitas dan Daya Tarik BOPLBF Farhan Riyandi, Selasa.

Gerakan BISA berlangsung selama dua hari yakni pada 13- 14 September 2020 dalam bentuk proyek padat karya yang melibatkan peserta dari masyarakat Desa Wae Rebo.

Baca juga: Gubernur NTT minta keaslian kampung adat Wae Rebo dipertahankan

Aktivitas itu sekaligus bertujuan mempersiapkan dan menyosialisasikan kebiasaan baru pada destinasi wisata, serta menata destinasi wisata menjadi Bersih, Indah, Sehat, dan Aman.

Kegiatan ini merupakan yang ke-5 kali yang dilaksanakan BOPLBF, setelah digelar di Kabupaten Sikka, Pulau Komodo, Kabupaten Ende, Labuan Bajo, serta akan dilaksanakan di beberapa destinasi wisata lainnya dalam wilayah cakupan kerja BOPLBF.

BOPLBF menyambut baik antusiasme masyarakat Kampung Wae Rebo dalam merespons pelaksanaan Gerakan BISA.

Riyandi menyampaikan pelaksanaan Gerakan BISA sekaligus untuk membawa pesan dari pemerintah pusat agar pariwisata tetap dapat berjalan dan sekaligus menjadi cara menyampaikan kepada dunia bahwa Desa Wisata Wae Rebo siap menyambut wisatawan.

"Ini adalah bentuk dukungan dan komitmen pemerintah agar pariwisata tetap dapat berjalan sehingga roda perekonomian masyarakat berputar dan tetap mengikuti protokol kesehatan. Saya percaya, ada kepercayaan terhadap upaya yang dilakukan pemerintah agar kita semua bisa bangkit dan menyongsong era normal baru,” kata Ryandi.

Baca juga: Wae Rebo destinasi wisata potensial dikunjungi peserta G-20

Pemilihan Wae Rebo sebagai tempat pelaksanaan kegiatan BISA ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Wae Rebo, sehingga masyarakat paham dan siap dalam menerima kunjungan wisatawan dengan aman.

Sebagai destinasi wisata, Wae Rebo dinilai sangat cocok dijadikan tempat pemulihan kesehatan dan penenangan diri pascapandemi.

Sementara itu Ketua Lembaga Pelestarian Budaya dan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam dan Budaya Waerebo, Fransiskus Mudir, mengungkapkan dukungan dan ucapan terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada masyarakat Desa Wae Rebo.

"Terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata melalui BOPLBF. Ini adalah awal yang sangat baik. Kegiatan seperti ini yang kami perlukan sehinggga kami tidak terus-terusan terkurung dalam rasa takut yang berlebihan. Kegiatan ini juga sebagai pemicu agar diterapkannya gaya hidup bersih dan sehat pada masyarakat Desa Wae Rebo, selain memberikan keindahan juga kenyamanan pada semua pihak,” kata Frans.

Baca juga: Kemenparekraf gelar Gerakan BISA guna pulihkan pariwisata Bogor

Sebagai destinasi wisata primadona, Wae Rebo termasuk destinasi yang dinantikan kembali dibuka oleh wisatawan pascapandemi.

Setelah melakukan kegiatan bersih-bersih bersama dan simulasi penerapan protokoler kesehatan, BOPLBF juga memberikan secara simbolis beberapa peralatan pendukung dalam penerapan normal baru pada destinasi wisata seperti alat ThermoGun, masker dan Face Shield, serta alat-alat kebersihan seperti sapu lidi dan alat lainnya.


 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020